SuaraBojonegoro.com – Program satu siswa satu laptop (siswa Top) bagi pelajar tingkat SMA yang digagas paslon bupati dan wakil bupati Bojonegoro nomor 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah mendapat apresiasi positif pelajar dan wali murid. Program ini dinilai bisa mendukung belajar siswa dan mengurangi beban pengeluaran orang tua.
M. Arief Budi Purnomo pelajar SMKN Dander menyatakan program satu siswa satu laptop ini sangat tepat dan dibutuhkan siswa, terutama bagi pelajar SMK yang banyak menggunakan fasilitas laptop.
“Apalagi seperti saya mengambil jurusan desain pemodelan dan informasi bangunan. Jadi laptop sudah menjadi kebutuhan,” ujar pelajar kelas XI, Selasa (15/10/202).
Arif mengungkapkan, susahnya sebelum memiliki laptop. Saban hari dia harus meminjam laptop famili untuk bisa belajar menggambar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
“Mudah-mudahan program itu bisa direalisasikan, karena memang ini sangat dibutuhkan siswa,” harapnya.
Senada disampaikan Auliya Asmarani Dewi. Pelajar Kelas XI SMKN 1 Bojonegoro ini mengaku belum memiliki laptop, karena orang tuanya tidak mampu membelikan.
“Sebenarnya ya butuh, karena banyak tugas yang membutuhkan laptop,” sambung anak pekerja serabutan ini.
Suwito, salah satu wali murid mengaku, laptop bagi keluarga tidak mampu seperti dirinya adalah barang mahal. Namun, karena laptop seudah menjadi kebutuhan belajar anaknya di SMK, terpaksa ia membelikannya dengan cara berutang.
“Pinjam di koperasi, dan sampai sekarang belum lunas,” ujar warga Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander ini.
Menurutnya, program satu siswa satu laptop dari cabup dan cawabup Bojonegoro, Setyo Wahono-Nurul Azizah ini akan sangat membantu siswa dan keluarga tidak mampu.
“Jaman sekarang ini laptop kan sudah menjadi kebutuhan siswa, tapi bagi orang tua tidak mampu ini adalah barang mahal yang sulit dibeli,” pungkasnya.
Cabup Setyo Wahono menjelaskan, program Siswa Top ini untuk pelajar tingkat SMA dari keluarga tidak mampu. Tujuannya membekali setiap siswa dengan laptop agar mereka dapat mengikuti perkembangan teknologi dan siap menghadapi tantangan di dunia digital.
“Selain itu membantu mengurangi pengeluaran keluarga tidak mampu dalam memenuhi fasilitas belajar anaknya,” tegas cabup asli Bojonenegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini.
Mas Wahono, akrab disapa berharap, dengan alat ini siswa Bojonegoro tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga mampu menggunakannya untuk belajar, berinovasi, dan berkembang.
“Sehingga nantinya mereka menjadi generasi yang siap menerima tantangan di dunia kerja,” pungkas anak pensiunan Guru SD ini. (Red/Lis)