MENJEMPUT ASA MELALUI BONGGOL JAGUNG

SuaraBojonegoro.com – Bonggol jagung selama ini tidak banyak yang melirik. Bonggol jagung dianggap limbah tak berguna. Namun, di tangan kreatif mahasiswa Universitas Bojonegoro (Unigoro) ini, bonggol jagung diubah menjadi komoditas yang bernilai ekonomi. Kreativitas tersebut mengantarkan Elika Febrianti dkk menarik perhatian Kemenriset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan mendanai inovasinya dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Menurut Elika, PKM merupakan suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas.

PKM mempunyai tiga kategori, yakni kategori PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK), PKM-Karya Tulis (PKM-KT) yang meliputi Program Kreativitas Mahasiswa-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT), serta kategori PKM 5 Bidang yang meliputi Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-P), Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K), Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M), Program Kreativitas Mahasiswa-Teknologi (PKM-T), dan Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC).

Baca Juga:  Rawan Bahaya, Lampu Merah Sering Padam

Elika menjelaskan, dalam pengajuan Proposal tahun 2018, salah satu kelompok PKM Universitas Bojonegoro berhasil didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Kelompoknya, yang terdiri dari dirinya sendiri, Febri Novitasari, Ellana Firdiyanti, dan Ilham MA, mengangkat judul Optimalisasi Pemanfaatan Bonggol Jagung Untuk Budi Daya Jamur Merang Bagi Pemuda Karang Taruna Desa Tambakmerak Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro yang masuk bidang kegiatan PKM-M.

Diterangkan lebih lanjut, Desa Tambakmerak merupakan salah satu desa yang struktur perekonomiannya di dominasi oleh kegiatan pertanian, perkebunan dan peternakan. Salah satu limbah pertanian yang melimbah di Desa Tambahmerak adalah bonggol jagung. ”Tapi, limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Karena itu, kami melakukan optimalisasi dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian tersebut sehingga bisa meningkatkan kreatifitas masyarakat desa tersebut dengan hasil dapat digunakan sendiri maupun dipasarkan,” papar mahasiswi semester VII Fakultas Ekonomi itu.

Berdasarkan kandungan yang dimiliki, bonggol jagung dapat digunakan sebagai media tanam jamur merang. Pemuda Karang Taruna Desa Tambakmerak Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu jamur merang. Namun, keterbatasan pengetahuan masyarakat dan kemajuan teknologi yang kurang memadai menyebabkan proses budi daya jamur kurang berjalan secara maksimal.

Baca Juga:  Datangi Discapil, KPU Bojonegoro Sinkronkan Data

Untuk menjawab permasalahan pemanfaatan limbah bonggol jagung yang ada di Desa Tambakmerak, kelompok PKM berupaya melakukan optimalisasi pemanfaatan bonggol jagung untuk budidaya jamur merang, yaitu dengan memberikan pendampingan dan pelatihan melalui penyuluhan, praktek, dan demonstrasi meliputi persiapan bahan, formulasi medium, pembuatan medium pertumbuhan jamur, dan manajemen pemeliharaan jamur.

”Dengan adanya optimalisasi tersebut diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat sehingga proses budi daya berjalan secara maksimal, sehingga dapat mengurangi limbah hasil pertanian dan menjadikan limbah bonggol jagung memiliki daya guna serta nilai yang tinggi,” imbuh Elika, yang merupakan ketua tim. (Lis/SB)