Oleh: Drs. H. Sholikin Jamik, SH., MH.
Ironi 4 Mayoritas Petani, tapi sektor pertanian sangat lemah
SuaraBojonegoro.com – Hari Ahad tanggal 22 September 2024 mulai pukul 07.30-09.00 Wib., bertepat di aula Taqwa Lt 1 Jalan Teuku Umar 48 Bojonegoro, markas gerakan satu komando Muhammadiyah Bojonegoro, mencetak sejarah untuk memulai perubahan Bojonegoro yang akan datang, kerena pada hari dan jam tersebut diadakan sarapan bareng dengan penuh egaliter yang jauh sikap dan mental feodal antara bapak Setyo Wahono calon bupati Bojonegoro yang didampingi Ibu Cantika Wahono dengan warga Muhammadiyah se kabupaten Bojonegoro. Dalam suasana santai dengan penuh keakarapan, mas wahono memaparkan visi dan missi serta programnya untuk menjadi pemimpin baru yang membuat Bojonegoro maju. Secara singkat akan kami tulis secara bersambung Bagian 4.
Menurut BPS Kabupaten Bojonegoro dan Sakernas 2023, persentase penduduk Kabupaten Bojonegoro yang hidup di sektor pertanian sebesar 43,54%. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor jasa sebanyak 37,11%, dan sektor manufaktur sebesar 19,35%.
Namun walaupun hampir 44% penduduknya mengandalkan hidup di sektor pertanian, proporsi kontribusi sektor pertanian hanya sebesar 10% dari PDRB. Hal ini menunjukkan produktivitas sektor pertanian yang sangat rendah, sehingga tidak mampu menopang 44% penduduk dan dipastikan mengakibatkan tingginya kemiskinan di pedesaan.
Produktivitas sektor pertanian yang rendah ini diakibatkan oleh tiga hal utama. Pertama, daya dukung alam yang semakin rendah, terutama ancaman kekeringan yang semakin tinggi. Oleh karena itu, mestinya dibutuhkan strategi untuk menampung air hujan di embung-embung dan di permukiman penduduk serta penghijauan besar-besaran. Kedua, rendahnya penerapan inovasi dan aplikasi teknologi pertanian, terutama pertanian di lahan kering dan tanah kapur. Ketiga, daya dukung bibit dan pupuk yang berkualitas untuk pertanian pangan dan perkebunan.
Ironi ini perlu penanganan yang serius dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani serta sekaligus meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan ( bersambung)