SuaraBojonegoro.com – Pasca Musyawarah Cabang (Muscab) ke IX PPP (Partai Persatuan Pembangunan Bojonegoro, meninggalkan Polemik, dan membuat salah satu Kiyai Bojonegoro, yaitu KH. Hanif Nor, yang juga pemangku Pondok Pesantren Al Fattah Pungpungan sekaligus Majlus pengurus HIMMA Himpunan Mutakhorijin Mutakhorijat Alumni ponpes Sarang Rembang Cabang Bojonegoro ikut Angkat Bicara, Sabtu (25/12/2021).
KH. Hanif Nor menyatakan kecintaannya pada PPP ini, meminta agar DPP PPP bisa turun dan menyerap aspirasi dari bawah, terutama kalangan habaib dan para pemangku pondok pesantren. Sebab, mereka lah nanti yang akan mengawal umat yang di bawah.
“Memang harus dan perlu adanya regenerasi di tubuh PPP Bojonegoro,” kata KH. Hanif Nor.
Sebagai partai berbasis keumatan, PPP harus menjadi wadah bersama bagi umat. Karena itu, DPP PPP perlu menggali aspirasi di bawah.
Dia juga menegaskan bahwa Jangan sampai keputusan DPP PPP salah memilih orang untuk menahkodai partai ini. Siapa pun pimpinan PPP Bojonegoro, kata KH.Hanif Nor yang juga Alumni Ponpes Al Anwar Sarang ini menyebutkan bahwa, idealnya harus bisa diterima di atas (DPP PPP, Red), tapi juga bisa menyatu dan diterima dengan kalangan basis massa di bawah.
KH.Hanif Nor Juga Pengurus Alumni Ponpes Sarang mengaku bahwa sejak awal dia mengaku mendukung Sunaryo Abumain (Mbah Naryo) yang sudah membubuhkan tanda tangan pernyata’an Dukungan itu untuk melihat kemaslahatan bersama. Sebab, kata dia, figur Mbah Naryo dinggap lebih populis dan bisa diterima kalangan pondok pesantren.
Bagaimana jika DPP tetap mempercayakan ke Choirul Anam? Sebagai pengayom umat, KH.Hanif Nor mengaku semoga apa yang diputuskan DPP itu menjadi keputusan terbaik. Siapapun yang menjadi dipilih DPP, kata dia, harus bisa diterima kalangan bawah.
“Perjuangan organisasi apapun, termasuk PPP, akan ditentukan seberapa besar masyarakat di bawah itu memberi dukungan. Jika mengabaikan masyarakat kalangan bawah, khawatirny PPP nanti malah ditinggal para pemilih dan pendukungnya,” Ujar Ky. Hanif.
Dirinya juga menyampaikan bahwa hanya bisa mendoakan saja. DPP PPP tentu lebih tahu kelebihan dan kekurangan jika sudah menjatuhkan pilihan kepada seseorang yang tidak sesuai keinginan para ulama.
Terkait polemik PPP, Kh. Hanif Nor berharap agar cepat selesai. PPP perlu mempersiapkan diri sejak dini untuk berkompetisi menghadapi Pileg 2024. Jika polemik ini terus berlanjut, KH. Hanif justru merasa kasihan dengan ummat.
“Gimana mau dipilih, Orang-orang yang di dalamnya usreg (geger, Red) sendiri. Dan ini harus ditangkap dan jadi perhatian DPP PPP,” Tegasnya.
Kyai Alumni Ponpes Al anwar Sarang Rembang ini juga mengajak umat Islam untuk melek politik. Bahkan jika perlu, kata dia, harus terlibat langsung dan terjun ke politik. Sebab jika tidak, maka umat Islam hanya dijadikan oleh objek saja. Sedangkan penentunya justru orang lain.
“Jangan hanya sekedar mengamati, tapi juga harus menjadi bagian dari proses-proses politik itu. Supaya umat tidak dibodohi. Kalau pun tidak terlibat di politik, umat harus mau memilih,” lanjutnya.
Jika umat Islam alergi terhadap politik, maka akan dimanfaatkan oleh orang lain. Sehingga Islam yang jumlahnya banyak ini, dipaksa mengikuti mereka. Karena mereka itu yang membuat undang-undang, peraturan, dan sebagainya. “Mari kita selamatkan suara umat agar manjatuhkan pilihan yang tepat. Jangan hanya menjadi penonton,” pungkasnya. (Red/Lis)