suarabojonegoro.com – Gelegar akan bumingnya kids zaman now membahana di udara nusantara akhir – akhir ini . Bersamaan dengan pesatnya laju pertumbuhan ilmu pengetahuan serta tekhnologi yang serba canggih dan instan , jiwa – jiwa muda hanyut dan tumpah ruah dalam arus zaman now yang semakin menggila . Usia muda semburat berlomba dalam “ ajang ekspresikan diri “ saling mempertahankan eksistensinya masing – masing.
Gelombang zaman now yang merasuki rohani putra – putri Indonesia untuk menyempurnakan kemampuan diri dalam berkehidupan nyata. Angkatan muda membuktikan diri bahwasanya sebagai “ alteri “ masa depan bangsa. Perkembangan Bahasa yang muncul beriringan dengan istilah – istilah “ nyleneh “ dan menggelitik oleh pemuda yang “ tercyduk “ ingin menjadi pusat perhatian. bahkan yang receh seperti meme juga sudah jadi hiburan tersendiri , dimana disambut dengan sorak yang membahana dari ruang publik generasi muda atau anak – anak zetizen.
Kini kids zaman now atau generasi Z juga menyerang dunia pendidikan khususnya kalangan Mahasiswa disegala penjuru perguruan tinggi negeri maupun swasta, dunia sedang bergerak sangat cepat menyeret generasi yang sejak ia bisa berjalan dan berbicara , sudah akrab dengan internet .Generasi ini berbeda dengan Generasi Milenial yang sempat merasakan dunia tanpa internet, karena Generasi Z ini sangat lah jauh lebih muda . Inovasi dan kreasi berbasis internet mampu meluncur dan dengan mudah menerjang bagai banjir bandang yang merasuki seluruh teritori kehidupan . Berkembangnya tekhnologi informatika serta ilmu pengetahuan mesti dipahami sebagai “ papan selancar “ atau “ batu loncatan “ generasi milenial guna mendewasakan diri. Sempat dihebohkan dengan virus WannaCry yang menyerang Microsoft Windows beberapa waktu yang lalu tampak begitu dramatis dan menyisakan kenangan pahit. Banyak sekali berita yang mengabarkan bahwa virus WannaCry telah mendeteksi ratusan komputer dari luar maupun dalam negeri dalam hitungan sekejab dapat raib terinfeksi .
Kehidupan kampus yang dibanjiri Mahasiswa zaman now ini terlihat semakin nge-hitz dan mulai menggeser kebiasaan lama mahasiswa muda , dunia dihebohkan dengan para hacker komputer sampai maraknya page – page meme yang terus tumbuh dan menjamur dikalangan jiwa muda , Walaupun terkadang Nir – Faedah dan terlalu fulgar . Mahasiswa zaman now juga mewarnai serangan pada akun – akun sosial media , diantara semua jenis figur yang sering di akses sebagai wajah mengekspresikan diri adalah “ Memelord “ bagi kids zaman now. Darah muda yang beranjak menatap ruang dan waktu dibuat terpacu sekaligus tertantang “ merakit “ data atau hal – hal berbau IT demi menunjukkan serta membuktikan kecerdasan generasi milenial.
Hal yang terjadi di Media sosial sekarang adalah saya lihat banyak sekali orang , yang khususnya mahasiswa itu sendiri tengah menghina , mencibir , atau menyindir sesama mahasiswa atau golongan tertentu dengan berbagai macam alasan. Ada banyak akun yang mengklaim tentang dirinya , yang tidak jarang pula menimbulkan konflik dan harus berurusan dengan hukum , terkesan “ Lebay atau alay “ , Ada banyak foto yang diedit , bahkan dengan kata – kata kotor yang mana meresahkan lembaga atau individu terkait sampai menyebarkan isu- isu kebencian yang mengundang perpecahan . Generasi tua lah yang pantas membimbing serta mengarahkan betapa pentingnya sikap bijak dalam bersosial media serta kritis dalam bertindak. Dan mungkin , inilah yang terlihat di aksi – aksi mahasiswa zaman now.
Literatur telah menggoreskan kembali hadirnya periodesasi generasi mahasiswa zaman now : Waktu peristiwa pergerakan mahasiswa pada peristiwa Tritura tahun 1966 ,pada masa pemerintahan Presiden Soeharto merupakan ajang yang mengantar generasi Y , muncullah Orde Baru yang menjadi puncak riuhnya antusias mahasiswa dalam menyuarakan gerakan mereka yang kritis akan pemerintahan Negara atas tuntutan agar Presiden Soeharto dapat dilengserkan dari kursi penguasa , tak sedikit pula yang harus meregang nyawa demi tegaknya keadilan serta kebenaran yang diusung mahasiswa , yang kemudian terkenal dengan Tragedi Tri Sakti yang membuktikan semangat juang mahasiswa . Kemudian adapun Generasi Z yang mana beratribut dan dikenal i-generation , generasi net yang keluar dari rahim generasi X dan Y pada era sebelumnya . Kini zaman sedang mengandung generasi alpha beriringan dengan bonus demografi yang di dapat oleh bangsa Indonesia pada tahun ini , 2011 – 2025.
Menyadari bahwa generasi milenial terutama mahasiswa merupakan ujung tombak atau penggenggam berjejaring multitasking dengan banyak pilihan terutama mahasiswa yang dianggap lebih pandai dan mumpuni dalam hal ilmu tekhnologi yang selalu up to date tidak mau ketinggalan. Generasi yang serba gadget dengan penguasaan beragam vitur canggih serta akses informasi yang kian tak tak terbatas .
Tekhnologi net menjadi tiang kehidupan serta menjadi kebutuhan tersendiri yang vital dan wajib , begitu juga bagi mahasiswa yang selalu bergantung dan tercandu akan sajian lengkat internet dimana harus terpenuhi demi keberlangsungan hidup yang menyimbak dunia dengan amat berbeda dengan tata kehidupan pada era generasi X dan Y .Mempersiapkan diri guna hadirnya jiwa kritis generasi milenial yang memiliki pengetahuan supremasi digital yang mana turut akan hadirnya generasi alpha pada era selanjutnya yang unggul dalam setiap lingkup ruang hidup .
Tugas orang tua Indonesia adalah membekali generasi milenial umumnya , serta puta – putrinya yang masuk dalam kalangan mahasiswa yang dapat dibilang sebagai master atau “ King “ dari setiap jengkal tekhnologi informatika ini dengan jiwa kritis dan selektif dalam menggunakan tekhnologi informatika ataupun ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesatnya. Nilai – nilai dasar Pancasila serta menunjukkan adap dan moralitas harus terwujud dalam laju generasi milenial : Manusia yang beriman , adil , dan beradab , persatuan , berkerakyatan penuh hikmah , serta keadilan sosial. Inilah generasi yang berwawasan global , tetapi tetap berpijak pada kebenaran , kritis pada dasar nasional .
Sebagai mahasiswa dari bagian demam generasi zaman now inilah yang akan memainkan skenario dengan berbagai macam karakter serta perannya pada Indonesia dimasa mendatang . Pada usia Produktif yang memuncak dengan tingkat kebimbangan yang ada pada posisi atas harus diberi semangat untuk memacu jiwa kritis seorang mahasiswa zaman now agar sehaluan dengan hakikat kebenaran serta tujuan luhur bangsa Indonesia.
Terhadap hal ini saya teringat sikap Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina, Tsamara Amany yang berani menyanggah dan Tegas mengkritik pernyataan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah lewat berbagai macam media sosialnya . Meskipun diremehkan karna dianggap masih kecil , Tsamara lantas menulis tulisan berjudul “ Anak bau kencur , Fahri Hamzah , dan KPK “ di salah satu situs online. Walaupun masih muda , ia menunjukkan jiwa kepedulian terhadap bangsa . Bahkan bercita – cita untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta pada masa yang akan datang .
Gelorakan sikap kritis dan berani dalam sanubari generasi milenial. Sosok yang bisa memilih dan memilah informasi yang meneguhkan kepentingan nasional , dan mengerti arti Bhineka Tunggal Ika sebagai nilai kodrati bernegara. Mari kita persiapkan hadirnya Mahasiswa generasi milenial yang bebas dari gelombang viralnya nafsu main kuasa , sok jagoan , mengabaikan kebenaran dan keadilan . Mahasiswa zaman now harus terpanggil untuk memperkukuh NKRI dengan harkat , martabat , dan kehormataan . (*)
*) Penulis adalah Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro prodi Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan tingkat I