SuaraBojonegoro.com – Empat mahasiswa prodi teknik industri Universitas Bojonegoro (Unigoro) menciptakan teknologi smart helm untuk mendeteksi blind spot bagi pengendara motor. Smart helm anti blind spot tersebut merupakan penelitian yang lolos pendanaan Program Keativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2024. Penelitian ini diinisiasi oleh Anita Sari Al Khoirina selaku ketua kelompok, Choirul Anang, Putri Nur Fajrina, dan Luky Wahyu Saputra.
Anita menuturkan, ide penelitian smart helm anti blind spot berawal dari banyaknya peristiwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara motor karena tidak mengetahui adanya blind spot atau titik buta di depannya. Selama ini, teknologi anti blind spot hanya diaplikasikan pada kendaraan truk. Inovasi teknologi anti blind spot belum ada di Indonesia. “Kami menciptakan smart helm anti blind spot. Cara kerjanya ketika pengendara motor akan mendekati blind spot, helm ini akan memroses gambar di depannya. Lalu memberikan peringatan berupa getaran di bagian belakang kepala. Karena sistem saraf pusat manusia ada di bagian belakang kepala,” tuturnya.
Anita dan kawan-kawannya, menutuhkan waktu selama dua bulan untuk menciptakan prototipe smart helm tersebut. Mulai dari perencanaan, pengumpulan bahan baku, perakitan, hingga uji coba. Anang menjelaskan, metode yang digunakan adalah image processing dengan mesin yang terintegrasi dengan jaringan internet (IoT), yakni Rapsberry Pi. Database dan algoritma gambar sudah ada di Rapsberry Pi. Mesin ini akan mengirimkan data berupa getaran ke pengendara motor jika mendekati blind spot. “Bisa dikatakan prototipe smart helm anti blind spot kami baru 80 persen jadi. Kita masih harus menyempurnakan,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Luky. Menurut dia, smart helm anti blind spot ini harus berulang kali diuji coba. Dari segi input getaran, sensor yang digunakan telah berjalan baik.
Sedangkan output getarannya sendiri, belum maksimal. “Kita sudah uji coba lewat simulasi video. Sensornya sudah bisa mendeteksi, hanya saja belum stabil. Masih agak perlu diperbaiki lagi. Kita menggunakan kameranya beresolusi 1080 p. Kalau terlalu tinggi resolusinya malah bikin lemot,” imbuhnya.
Proses riset yang dilakukan oleh empat mahasiswa prodi teknik industri Unigoro ini berjalan lancar. Dosen Pembimbing, Ardana Putri F., ST., MT., mengapresiasi Anita dan kawan-kawan yang berani mencoba hal baru. Karena penelitian smart helm anti blind spot ini lintas keilmuan.
“Kendala yang ditemui tentu saat proses coding. Karena mereka masih dalam tahap belajar. Beruntung kami juga banyak dibantu oleh dosen-dosen teknik industri Unigoro lainnya. Karena kami menggunakan metode image processing, jadi posisi sensor harus sesuai target yang diinginkan,” terangnya.
Selain output berupa karya prototipe, ada output lain yang dihasilkan oleh kelompok ini. Yakni mendapatkan HaKI kategori alat peraga serta artikel ilmiah tentang perancangan smart helm.
Dosen dan keempat mahasiswa teknik industri Unigoro ini berharap, penelitian yang berjudul Smart Helmet Anti Blind Spot Solusi Berbasis Image Processing untuk Mengurangi Risiko Kecelakaan Bagi Pengendara Bermotor dapat direalisasikan sesuai dengan fungsinya dan bisa diproduksi secara massal. Sekaligus lolos di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2024. (din/Lis)