SuaraBojonegoro.com – Operator Lapangan Minyak Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menggelar kuliah umum bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (12/5). Berbeda dengan kegiatan kuliah umum sebelumnya, kuliah umum kali berjalanonline.
Meski dilaksanakan melalui webinar, anomi dan antusiasme dari peserta sangat tinggi. Menghadirkan pembicara seorang Insinyur Teknik Mesin, kegiatan ini diikuti oleh 110 peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa hingga rekan-rekan dari indusri hulu migas seperti Rekayasa Industri, SKF Indonesia, Saka Energi Indonesia dan Medco Energi.
Bertajuk Predictive Maintenance, kuliah umum ini disampaikan oleh beberapa pemateri kuliah diantaranya, Dhany Arifianto Dosen Teknik Fisika ITS, Husnu Kusuma Insinyur Teknik Mesin EMCL, serta Rexy Mawardijaya Juru Bicara dan Humas EMCL.
Dhany, menyampaikan antusiasnya ketika menginisiasi kuliah online ini bersama dengan EMCL. “Ini adalah tantangan era baru dimana tak harus bertatap muka, kita semua bisa menimba ilmu. Dukungan EMCL dalam kegiatan ini sangat berarti bagi kami. Terima kasih sudah menyempatkan untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa kami,” ujar Dhany.
Sesi kuliah yang berlangsung tiga jam ini berjalan dengan sangat antusias, Husnu menyampaikan beberapa materi yang berkaitan denganmaintenance diantaranya standar operasi yang berlaku dan sistem proteksi mesin. Husnu juga menyampaikan tentang bagaimana prosedur analisis performa mesin yang berlaku di EMCL menggunakan standar operasi yang berlaku.
“Di EMCL, kita menggunakan berbagai standar untuk mengevaluasi performa mesin diantaranya menggunakan ISO 22096 Condition Monitoring and Diagnostics Machines, API RP 691 Risk Based Machinery Management dan API 670 Machinery Protection System,” tutur Husnu.
Setelah sesi pemaparan selesai, Dhany selaku dosen yang mengampu mata kuliah Predictive Maintenance dan Monitoring Getaran kemudian membuka tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta.
Khusnun salah satu peserta dari kelas ini menyampaikan dirinya cukup penasaran bagaimana Artificial Inteligence atau Machine Learning diterapkan pada sistem operasi di Lapangan Minyak Banyu Urip. Berdasarkan pengalaman Khusnun, ia pernah membuat modelpredictive maintenance untuk mengidentifikasiBall Bearing Defect.
Setelah tanya jawab mengenai predictive maintenance selesai, perkuliahan dilanjutkan dengan pemaparan tentang program pengembangan masyarakat yang dilakukan EMCL di wilayah sekitar operasi Lapangan Banyu Urip.
Pemaparan ini dilakukan oleh Rexy Mawardijaya selaku Humas dan Juru Bicara EMCL. Rexy menyampaikan kegiatan operasi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan masyarakat di wilayah sekitar. “Secanggih apapun teknologi yang kita miliki, sinergi antara EMCL dengan masyarakat penting untuk menunjang ketahanan energi nasional.” Ungkap Rexy.
Di penutup sesi perkuliahan, Rexy memaparkan kepada seluruh peserta tentang capaian yang telah diraih oleh Lapangan Banyu Urip. “Produksi kami saat ini mencapai 220,000 bopd dan merupakan penyumbang hampir 25% minyak nasional,” tutup Rexy.
Baik Husnu maupun Rexy mengapresiasi inisiatif dari mahasiswa ITS yang tetap bersemangat mengikuti perkuliahan meskipun tidak dapat bertatap muka. (Lis/Red)