SuaraBojonegoro.com – Lapangan Minyak Banyu Urip yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengalirkan minyak mentah melalui pipa sepanjang 72 km dari Bojonegoro hingga Tuban. Pipa melewati area pertanian, pemukiman penduduk, jalan, sungai, lahan perhutani, dan fasilitas publik lainnya. Pipa yang ditanam di kedalam 1,5 – 2 meter itu harus dijaga untuk keselamatan masyarakat dan lingkungan.
“Koordinasi dan sinergi sangat penting untuk memastikan jalur pipa aman,” ungkap Kepala Bidang Infrastruktur Kewilayahan dan Ekonomi BAPPEDA Bojonegoro, Ramada H.M dalam Lokakarya Keamanan dan Keselamatan Jalur Pipa Minyak Lapangan Banyu Urip pada Rabu (31/7/2024) di ruang pertemuan Creative Room, Lantai 6 Gedung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Ramada menilai Lapangan Banyu Urip sebagai aset yang harus dijaga bersama. Jangan sampai operasinya terhambat karena pembangunan di sektor lain.
Selama ini, kata Ramada, pembangunan di Bojonegoro bertumpu pada proyek minyak dan gas. Industri ini telah berkontribusi terhadap semua sektor pembangunan. Baik infrastruktur maupun sumber daya manusianya.
“Saya berharap acara ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi semua dinas dan instansi terkait untuk dapat melakukakan singkronisasi dan koordinasi dengan EMCL dalam pelaksanaan pembangunan yang bersinggungan dengan Jalur Pipa Darat EMCL, agar pelaksanaan pembangunan tidak membahayakan keamanan jalur pipa,” tutur Ramada.
Pada kesempatan tersebut hadir manajemen ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), SKK Migas, Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (DPU SDA), DPU Cipta Karya, DPU Bina Marga, Dinas Pemberdayaan dan Desa, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Cabang Dinas Kehutanan, Balai Besar Bengawan Solo, PT PLN, Perhutani, dan PDAM.
“Sinergi dan koordinasi semua pihak sangat penting dalam menjaga keselamatan masyarakat di jalur pipa,” ucap Nuri Setyaningrum, perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Menurutnya, diskusi dan sosialisasi akan terus dilakukan. Semua pemangku kepentingan dan masyarakat harus faham mana yang harus dihindari dan mana yang boleh dilakukan. Pertukaran informasi antar instansi juga diperlukan untuk menghindari aktivitas yang membahayakan pipa minyak.
“Saya berterima kasih kepada Bapak Ibu sekalian yang terus membangun komunikasi ini,” imbuh Nuri.
EMCL, di bawah pengawasan SKK Migas, memprakarsai acara tersebut sebagai pertemuan rutin untuk memastikan semua pihak faham dan terhubung satu sama lain. Sehingga komunikasi terus terjaga. EMCL juga bekerjsama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat INSPEKTRA untuk melaksanakan program pengawasan jalur pipa berbasis masyarakat. Sebuah program yang mengintegrasikan pendampingan pertanian dengan sosialisasi keselamatan di area sekitar pipa.
Juru bicara dan humas EMCL, Rexy Mawardijaya menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak terhadap keberhasilan operasi migas di Lapangan Banyu Urip. Hingga hari ini, EMCL bersama para mitra mampu mencapai produksi optimal dengan selamat dan efesien.
Rexy juga menyampaikan harapan agar semua pemangku kepentingan, termasuk dinas dan perusahaan terus berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan dan keselamatan jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip.
“Terima kasih kepada semua pihak yang selama ini selalu aktif memberikan informasi kegiatan-kegiatan yang bersinggungan dengan jalur pipa. Semoga ini terus terjaga,” ujarnya.
Pada kegiatan ini, perwakilan dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Nasional Polda Jatim memaparkan materi keselamatan dan keamanan jalur pipa. Tim Keselamatan dan Keamanan serta keteknikan pipa dari EMCL juga menyampaikan materi anjuran dan larangan di jalur pipa minyak.
Selesai pemaparan dari narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Pada kesempatan tersebut Shofi Nur Ani dari BPBD Kabupaten Bojonegoro mengajak kepada semua peserta yang hadir untuk memperhatikan pedoman keselamatan dan keamanan di jalur pipa. Hal senada disampaikan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Zainal Fanani, dan Andhika dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berpartisipasi aktif dalam diskusi tentang pedoman keselamatan jalur pipa.
Usai diskusi, acara diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama seluruh pihak untukmenjaga keamanan dan keselamatan di jalur pipa. (Red/Lis)