SuaraBojonegoro.com – Setelah lapangan gas Jambaran-Tiung Biru yang dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 resmi memasuki fase operasi, manajemen terus berkomitmen untuk menjaga keandalan produksi dengan tetap mengutamakan aspek HSSE.
Demikian disampaikan oleh Dannif Danusaputro Direktur Keuangan Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream yang menaungi industri hulu migas Pertamina saat melakukan kunjungan perdananya ke fasilitas plant JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (29/03) dalam rangka melakukan Management Walkthrough (MWT).
Selain Direktur Keuangan PHE, MWT kali ini juga diikuti oleh Direktur Utama PEPC Muhammad Arifin beserta jajaran manajemen lainnya. Pada kunjungan ini, rombongan diterima oleh General Manager PEPC Zona 12 Mefredi di komplek infrastruktur area lapangan gas JTB. Kegiatan MWT ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Safari Ramadan yang di gelar di lingkungan Hulu Migas Pertamina. Selain MWT, pada kesempatan ini manajemen juga berkesempatan melakukan Management Goes To Community (MGTC) dimana jajaran manajemen bertemu dan melakukan dialog dengan mitra binaan setempat.
Pada MWT ini Dannif menceritakan bahwa dirinya telah mengenal JTB sejak 2017, yakni pada saat dimulainya fase project. Dia menyatakan kebanggaannya karena akhirnya Pertamina berhasil membuat fasilitas migas yang cukup besar dan kompleks. Untuk itu, dirinya memberikan apresiasi serta dukungan penuh kepada seluruh tim yang bekerja di JTB ini, hingga berhasil memasuki fase operasi. “Syukur saat ini kita dapat melihat langsung project JTB yang sudah jadi, karena dulu saya melihat bagaimana kerasnya perjuangan teman-teman bekerja disini. Apresiasi saya setingi-tingginya untuk seluruh tim. Terima kasih atas komitmennya dalam melaksanakan projek ini. Semoga semua yang sudah ditargetkan dapat tercapai dan dipertahankan. Saya bangga bisa melihat langsung dengan lebih detail hasil karya anak bangsa di JTB,” katanya.
Direktur Utama PEPC Muhammad Arifin dalam sambutanya menyampaikan rasa syukurnya karena dapat berkumpul di JTB dalam suasana Ramadan. Sebagai catatan, ini merupakan kali ke tiga dirinya mengunjungi JTB sejak menjabat sebagai Direktur PEPC, Regional Indonesia Timur. Arifin berharap, dengan adanya kunjungan serta dukungan dari manajemen Subholding Upstream dapat menjadi penyemangat dan perbaikan berkelanjutan untuk ke depannya. Dirinya juga berpesan agar semua tim dapat tetap menjaga kesehatan dan stamina untuk menjaga kelancaran produksi kedepannya.
Masih menurut Arifin, MWT ini adalah proses penting untuk menjaga kondisi lapangan berada dalam kondisi operasi yang aman. “Melalui MWT kita tunjukkan komitmen bersama kita bahwa aspek HSSE adalah aspek yang sangat penting untuk terus ditegakkan di lapangan. Kampanye HSSE harus terus disampaikan dengan berkelanjutan agar mengakar pada seetiap pekerja Pertamina. Jika ada tantangan di lapangan disampaikan kepada manajemen sehingga Pertamina dan JTB khususnya menjadi lebih kuat dan aman dalam menjalankan operasinya,” pesannya
Hampir 10 tahun sejak perjalanan awal JTB dimulai selalu penuh dengan dinamika dan tantangan. Ketika pandemi melanda dunia, JTB merupakan sebagai salah satu proyek migas yang masih terus berjalan. Dengan kegigihan seluruh tim, di akhir 2023 projek JTB dapat selesai dengan 100 persen dioperatori oleh PEPC. Sampai saat ini capaian HSSE tercatat lebih dari 65 juta jam kerja selamat. JTB juga telah meraih beberapa penghargaan dari tingkat regional hingga nasional. Diharapkan, keandalan produksi dari JTB dapat mendukung terpenuhinya kebutuhan energi nasional.