SuaraBojonegoro.com – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro (Unigoro) mengusung misi Zero Poverty atau Nol Kemiskinan dalam program kuliah kerja nyata (KKN) tematik kolaboratif tahun ini. KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024 mengangkat tema Sinergitas Desa dan Perguruan Tinggi dalam Upaya Mencapai Zero Poverty untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan. Ada lima kecamatan dengan kantong kemiskinan tertinggi di Kabupaten Bojonegoro yang menjadi lokasi KKN. Yakni Ngasem, Kedungadem, Tambakrejo, Ngraho, dan Bojonegoro.
Rektor Unigoro, Dr. Tri Astuti Handayani, SH., MM., M.Hum., menuturkan, pemilihan tema KKN selaras dengan tingkat kemiskinan di Kota Ledre yang menduduki peringkat sebelas di Jawa Timur. “Ini momentum yang tepat untuk mahasiswa hadir di tengah masyarakat. Menjalankan berbagai program pemberdayaan dan pengabdian masyarakat untuk memecahkan masalah yang ada,” tuturnya dalam Studium General KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024 di Hall Suyitno, pada Jumat (15/3/24).
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Dr. Arief Januwarso, S.Sos., M.Si. Meskipun tidak mungkin dalam waktu sebulan bisa mengentaskan kemiskinan, beliau berharap program KKN Tematik Kolaboratif Unigoro tahun ini bisa berkontribusi memecahkan masalah. “Masalah kemiskinan adalah tanggung jawab semua pihak sehingga harus diselesaikan bersama-sama. Kami berharap mahasiswa bisa bersosialisasi dengan masyarakat dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta perbanyak output. KKN Unigoro selalu berkesan dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat,” terangnya.
Ketua LPPM Unigoro, Laily Agustina Rahmawati, S.Si., M.Si., memaparkan, zero poverty adalah tujuan dari pembangunan berkelanjutan. Kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro sangat kontra dengan melimpahnya SDA berupa minyak dan gas bumi (migas), luas kawasan hutan yang mencapai 40 persen, serta potensi sektor pertanian. Selain itu, APBD Kabupaten Bojonegoro tertinggi kedua tingkat nasional senilai Rp 7,4 Triliyun dan memperoleh DBH migas peringkat satu se Jatim.
“Mengapa angka kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro tinggi? Karena ketergantungan di sektor migas sangat tinggi. Realisasi APBD untuk pengentasan kemiskinan hanya 2,4 persen. Ditambah adanya degradasi di kawasan hutan dan kurangnya dukungan untuk sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama penduduk,” paparnya.
Pemilihan lokasi KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024 berdasarkan rekomendasi dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro. LPPM Unigoro menyimpulkan, kecamatan-kecamatan dengan angka kemiskinan tertinggi dekat kawasan hutan dan memiliki potensi di sektor pertanian. “Kami berharap ada kolaborasi dari mahasiswa Unigoro dengan masyarakat desa, Pemkab Bojonegoro, komunitas dan LSM, serta perusahaan untuk menuntaskan misi zero poverty,” tukas Laily.
KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024 akan dilaksanakan pada Juli hingga Agustus mendatang. Ada 790 mahasiswa yang mengikuti program ini. Setiap kelompok diwajibkan memiliki output berupa data kemiskinan, data potensi ekonomi dan SDA, publikasi artikel ilmiah, serta publikasi media massa dan media sosial. (din/Lis)