Reporter : Sasmito
SuaraBojonegoro.com – Ketua kelompok tani Sumber Pangan Desa Babad, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, Sutarto mengaku bahwa untuk harga pupuk bersubsidi yang dibeli para petani dengah HET (Harga Eceran Tertinggi) serta tidak ada keluhan kelangkaan pupuk di Desanya, Rabu (29/2/2020).
Kepada awak media, Sutarto menjelaskan bahwa uuntuk jatah pupuk di Desanya pada musim tanam pertama ditahun 2020, serta tidak adanya kelangkaan pupuk, “Harga pupuk di Desa kami sudah sesuai HET dan tidak ada kelangkaan,” ucapnya.
Berita Sebelumnya: http://suarabojonegoro.com/berita/2020/01/29/petani-di-kedungadem-keluhkan-harga-pupuk-yang-dianggap-mahal
Diterangkan juga bahwa sebelum masa tanam di mulai, para petani di Babad sudah mulai memesan Pupuk, sehingga saat masa tanam mereka tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Yarbo, selaku pemilik Kios Pupuk Di Desa Babad, bahwa harga pupuk yang mereka jual ke petani sudah sesuai dengan HET dan tidak adanya kelangkaan pupuk di Wilayahnya.
“Tidak ada penjualan Pupuk diatas HET, karena penjualan pupuk bersubsidi sudah jelas ada aturannya, dan kami tidak berani menjual diatas HET,” Terang Yarbo.
Dikatakan oleh Yarbo bahwa jatah pupuk dinwilayahnya sudah terpenuhi, dan jika ada yang mengatakan harga pupuk diatas HET dipersilahkan bertanya langsung ke petani.
Sebelumnya diberitakan bahwa harga pupuk bersubsidi dikabarkan dijual dinatas harga HET, dan terjadi kelangkaan pada pupuk jenis SP 36, sehingga membuat KPPP (Pengawasan Pupuk dan Petisida) mendatangi wilayah Desa Babad guna melakukan pengecekan langsung ke petani, Kios Resmi Pupui bersubsidi dan Kelompok Tani Desa Babad. (sas/SB)