suarabojonegoro.com – Musim kemarau sudah bisa dirasakan dampaknya. Selain semakin panasnya terik matahari, warga Bojonegoro juga mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Salah satu wilayah yang terdampak musim kemarau adalah Kecamatan Kedungadem.
Salah satu warga Bunten Kecamatan Kedungadem, mengatakan bahwa di wilayah setempat sumber air bersih mulai sulit. Banyak warga yang mencari air hingga ke luar dusun.
“Di wilayah Bunten RT 1 RW 11 sudah mulai sulit air,” katanya kepada suarabojonegoro.com. Rabu (13/9).
Senada dikatakan salah satu Pemuda Kedungadem. Dari pantaunya ada 3 desa yang mulai kesulitan air bersih. Bahkan warga mulai mencari kebutuhan air hingga keluar desa.
“Tiga desa yang mulai sulit air, Sumbergirang, Mojoagung, dan Jamberejo. Monggo dichek Mas, ya parah, ambilnya di luar Dusun,” paparnya.
Namun, secara terpisah, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan permintaan droping air bersih dari warga. Padahal BPBD sudah melakukan pemetaan daerah potensi kekeringan.
Terkait mekanisme permintaan droping air bersih, Pemerintah Desa bisa mengajukan surat yang ditunjukan langsung kepada Bupati Bojonegoro. “Desa buat surat kepada Bupati,” jelasnya.
Sementara sebagian warga di wilayah Kedungadem yang kesulitan mendapatkan air bersih harus sedikit mengeluarkan keringat. Pasalnya, warga harus mencari air hingga keluar desa, ada pula yang mendapatkan air dari air di Sungai. “Ada yang ambil dari Sungai. PDAM mulai ada tapi hanya orang mampu yag pasang,” terang Arif warga Megale. (wan/red).
Foto Ilustrasi: Dok. SuaraBojonegoro