Kartu Prakerja Baru dari Setyo Wahono-Nurul Azizah untuk Kurangi Pengangguran Bojonegoro

SuaraBojonegoro.com — Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selama empat tahun terakhir cenderung naik. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Diperinaker), pada tahun 2020 jumlah pencari kerja yang tercatat sebanyak 1.170 orang, tahun 2021 sebanyak 1.549 orang, pada tahun 2022 naik menjadi 2.063 orang, dan pada 2023 naik lagi menjadi 2.564 pencari kerja.

Data Disperinaker Bojonegoro secara terperinci juga menyebut, pada tahun 2020 pencari kerja tamatan SMP sebanyak (56 orang), MTs (29 orang). Untuk tingkat SLTA sederajat paling banyak ialah SMK (455 orang), SMA (163 orang), dan MA (100 orang). Pendidikan tinggi terbanyak pada lulusan Sarjana atau S1 sejumlah 297 orang, lalu D-III (46 orang), dan D-II (13 orang). Tidak ada pencari kerja lulusan S2 terdaftar pada tahun 2020 silam.

Tahun 2021, pencari kerja kelompok tamatan SMP sebanyak 50 orang, dan MTs (26 orang). Lulusan SMK meningkat menjadi 607 orang, SMA menjadi 303 orang, dan tamatan MA turun menjadi 95 orang. Sedangkan lulusan sarjana atau S1 meningkat naik menjadi 321 orang, D-III juga naik menjadi 70 orang, dan D-II naik menjadi 23 orang. Pada periode ini terdata ada 7 orang lulusan S-2 terdaftar sebagai pencari kerja di Dispernaker Bojonegoro.

Selanjutnya pada tahun 2022, disbanding taun lalu pencari kerja tamatan SMP naik tajam menjadi 217 orang, dan MTs sebanyak 67 orang. Lulusan SMK menjadi 851 orang, SMA (406 orang), dan MA naik menjadi 102 orang. Pada periode ini terdata ada pencari kerja tamatan SD jumlahnya 125 orang. Pencari kerja lulusan S1 sebanyak 212 orang, D-III sebanyak 42 orang, dan D-II (8 orang).

Baca Juga:  Ngaku Montir Bawa kabur Mobil Dinas Bupati Bojonegoro, Pelaku Dibekuk Polisi

Sedangkan lulusan S2 sebanyak 2 orang.
Kemudian pada tahun 2023, jumlah pencari kerja lulusan SMP sebanyak 160 orang, MTs sebanyak 81 orang. Untuk lulusan SMK sebanyak 1.165 orang, SMA sebanyak 391 orang, dan MA sebanyak 180 pencari kerja. Sementara untuk pencari kerja berpendidikan tinggi S1 sebanyak 397 orang, D-III sebanyak 49 orang, dan D-II sebanyak 9 orang, sedangkan S2 tetap sebanyak 2 orang.

Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, Slamet menyampaikan, tingginya tingkat pengangguran ini di antaranya dikarenakan masih rendahnya kompetensi untuk berkompetisi di bursa kerja nasional, pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor Migas, karena kontrak kerja selesai.

“Penyebab lainnya ialah kondisi Kabupaten Bojonegoro didominasi Perusahaan Kecil dan Menengah,” terangnya.

Masih tingginya angka pengangguran ini menjadi perhatian serius pasangan calon bupati dan wakil bupati Bojonegoro nomor 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah. Mereka telah menyiapkan strategi dan program unggulan untuk mengurangi jumlah pengangguran selama lima tahun kedepan.

Baca Juga:  Ayo Ikuti Kompetisi WanNur Esport, Daftar Gratis dapat Hadiah Menarik

Program unggulan yang disiapkan Wahono-Nurul adalah Kartu Prakerja Baru (PKB). Melalui program ini angkatan kerja Bojongeoro akan mendapat kartu prakerja dengan cara mendaftar secara online.

Cabup Setyo Wahono menjelaskan, pemegang kartu prakerja baru akan mendapatkan sejumlah manfaat diantaranya peningkatan kapasitas (soft skill/hard skill) sesuai bidang yang diminati, dan akan mendapatkan Sertifikat yang berstandar nasional/internasional; kemudahan layanan pengurusan kerja (Kartu Kuning) secara online, dan informasi lowongan pekerjaan secara berkala.

“Peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan sertifikasi ini sangat penting untuk meningkatkan daya saing SDM Bojonegoro di bursa kerja,’ tandasnya.

Selain itu, putra asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini, juga akan membuka dan menciptakan peluang kerja baru melalui pengembangan industrialisasi dan hilirisasi produk-produk lokal seperti pertanian, UMKM, dan investasi industri padat karya yang merata di beberapa wilayah Bojonegoro. Termasuk memaksimalkan hilirisasi migas untuk memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

“Untuk itu, kami akan memberikan kemudahan peizinan bagi investor padat karya dan menjaga iklim investasi agar mereka membangun usaha di sini dengan mudah dan nyaman. Ini akan menciptakan multiplier effect mulai dari lapang kerja, usaha, jasa dan lainnya,” tegasnya. (Red/Lis)