SUARABOJONEGORO.COM – Mantan pemimpin redaksi (Pemred) TEMPO.CO, Bambang Harymurti, santai bareng dengan puluhan awak media elektronik dan media cetak Bojonegoro di Kundika Cafe Aston Bojonegoro, Rabu (28/03/18) siang.
Bambang Harymurti bercerita banyak tentang pengalamannya saat menjadi jurnalis dan saat menjadi pemred. Selain itu, juga bercerita seputar Lapangan Banyu Urip. “Habis kunjungan ke Lapangan Banyu Urip, saya ingin santai bareng dengan temen-temen media,” katanya saat duduk bareng bersama awak media.
Ia menganggap, selama 60 tahun terakhir, temuan Lapangan Banyu Urip merupakan temuan terbesar. “Tempo, termasuk salah satu media yang menulis tentang Lapangan Banyu Urip pertama kali. Ditemukan sekitar tahun 1990 dan mulai produksi sekitar tahun 2008,” ujarnya sembari minum kopi.
Bambang, sapaannya menganggap, Lapangan Banyu Urip merupakan sesuatu yang menarik untuk dia kunjungi. “Ini menarik untuk saya kunjungi, makanya saya berkunjung ke sini,” ucap tokoh Pers Nasional itu.
Kutukan alam atau kutukan sumber daya alam (SDA), lanjut dia, jangan sampai terjadi. Sebab, kata dia, hal itu akan berdampak buruk bari masyarakat sekitar Lapangan Banyu Urip. Sehingga, jangan sampai ada kutukan seumber daya alam.
Kutukan tersebut, artinya, seperti pemberotakan dan lain-lain. Meski demikian, Bambang menilai, daerah sekitar Lapangan Bayu Urip aman terkendali. “Saya kira disini aman dan terkendali,” ujar dia.
Dia menganggap, bahwa di ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), susah untuk macem-macem. Artinya, tidak dapat disuap dan lain sebagainya. “Jika ada praktik suap, nanti CEO nya dapat masuk penjara,” ujarnya serius.
Sementara itu, Humas ExxonMobil Cepu Limited, Rexy Mawardijaya mengatakan, Bambang Harymurti merupakan tokoh pers Nasional. Sehingga, teman-teman jurnalis dapat belajar banyak darinya. “Acara disini, santai dan ngopi bareng, dengan harapan teman-teman media tambah ilmu dan wawasan,” imbuhnya. (yud/red)