Guru yang Tak Pernah Marah itu Bernama Buku

Oleh: Rizki Amelia Kurnia Dewi, S.I.Kom.
(Pemilik Rumah Baca dan Belajar “Cerdas Media”)

Saat duduk di bangku sekolah, mungkin kita pernah mengalami kesulitan dalam pelajaran tertentu. Sudah lah pelajarannya sulit, guru yang mengajarkannya pun galak. Berkali-kali dijelaskan masih belum paham juga. Inginnya menerapkan pepatah ‘malu bertanya sesat di jalan’, namun apa daya baru mau bertanya sudah kena ‘semprot’ duluan. Nasib nasib. Lengkaplah sudah penderitaan. Pupus sudah harapan awak untuk menjadi ilmuwan terkenal.

Cerita tersebut hanyalah salah satu ilustrasi yang mungkin sebagian orang pernah mengalaminya. Ketika seorang pelajar kesulitan dalam memahami suatu pelajaran, sedangkan ia takut untuk bertanya kepada gurunya. Maka, sampai kapanpun ia tak akan pernah paham jika ia hanya diam membiarkan semuanya berlalu begitu saja. Bahkan, bisa jadi ia akan menganggap pelajaran tersebut sebagai ‘momok’ yang menyeramkan. Yang setiap kali ia jumpai di dalam soal ujian, ia pun akan beristighfar sambil menghembuskan napas dalam-dalam. Lalu berkata dalam hati, “Inilah saatnya menghitung kancing dan tengok kanan kiri.”.

Semua orang berhak untuk paham. Semua orang berhak menjadi pintar. Namun, ternyata tidak semua guru bisa menjadikan seseorang benar-benar menjadi paham dan pintar. Maklum, guru juga manusia sehingga tidak ada yang sempurna. Lalu, bagaimana solusinya? Jika kita merasa kesulitan dalam memahami suatu hal sedangkan guru kurang bersahabat untuk sekedar dimintai penjelasan, maka datanglah pada guru yang tak pernah marah. Sebodoh apapun kita, ia tak akan pernah meremehkan apalagi menertawakan. Sebanyak apapun pertanyaan yang kita ajukan, ia juga tidak marah dan akan terus memberikan jawaban-jawaban.

Seberapa lama pun kita ingin membersamainya, ia tak akan pernah menolak, mengeluh lelah, atau pun merasa bosan. Siapakah guru itu? Guru itu bernama buku.

Ya, buku adalah guru yang tak pernah marah. Ia memiliki ilmu yang sangat luas, yang dapat kita manfaatkan sepanjang hayat, kapanpun dan dimanapun. Ia mampu menjelaskan semua kebingungan kita, menjawab keraguan-keraguan kita, dan memberitahu tentang apa yang kita belum ketahui. Namun, semua manfaat dari buku itu hanya dapat kita peroleh dengan satu kunci, yaitu membaca.

 

Maka, jika kita ingin memperoleh segudang ilmu yang dimiliki oleh buku, tidak ada cara lain selain rajin membaca buku-buku tersebut. Karena dengan membaca, pengetahuan kita akan semakin bertambah luas.

Tidak cukup hanya dengan membaca, kita juga dapat menuangkan kembali apa yang telah kita baca dalam bentuk tulisan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Ikatlah ilmu dengan menulisnya”. Semakin banyak tulisan yang kita hasilkan, berarti semakin banyak ilmu yang telah kita ikat. Itu artinya, semakin banyak pula ilmu yang kita dapatkan dari membaca. Hingga suatu saat nanti, tulisan-tulisan kita itu pun akhirnya bisa tercetak menjadi sebuah buku. Maka, tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah turut mencetak ‘guru-guru’ baru bagi kehidupan. Guru yang tak pernah marah. Buku.

Mari kita tanamkan pada diri kita dan anak-anak kita nantinya, rasa gemar membaca dan menulis sejak dini. Sehingga ilmu pengetahuan akan semakin berkembang dari masa ke masa. Bersama buku, mari kita ciptakan generasi yang cinta ilmu. Dengan ilmu, kita wujudkan generasi yang cerdas, yang dapat membangun peradaban gemilang di masa yang akan datang. Peradaban yang mampu memimpin dunia, menjadi penerang kehidupan, serta rahmat bagi seluruh alam.
Selamat Hari Buku Se-Dunia!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *