Generasi Z dan Millenial Turut Lestarikan Seni Ludruk Melalui Sanggar Abdi Dalem Sugihwaras Bojonegoro

Reporter : Lina Nur Hidayah

SuaraBojonegoro.com – Kesenian tradisional yang tak asing lagi bagi kita adalah ludruk yang merupakan kesenian tradisi khas Jawa timur yang berkembang sepanjang masa, ludruk sendiri diera perjuangannya merupakan sarana untuk dijadikan alat perjuangan untuk menyampaikan kritik kepada penjajah melalui kudungan lawakan.
Dalam sajian Ludruk terdapat unsur Tari Pembuka yaitu Remo dengan kidungan, kidungan lawakan dan kemudian sajian cerita inti.

Eksistensi ludruk dijaman kekinian telah dilestarikan oleh Sanggar seni tradisi abdi dalem yang berada di desa Sugihwaras ,kecamatan Sugihwaras, kabupaten Bojonegoro, yang dipimpin oleh Yanto MYk yang merupakan naungan PPSBB ( perkumpulan pamong seni budaya Bojonegoro).

Menurutnya konsep dari ludruk yang dibina di Sugihwaras ini memiliki tata naskah yang berbeda, pemanggungan yang berbeda akan tetapi tidak lepas dari cerita aslinya.

Baca Juga:  Rela Antri, Pelajar Kembali Penuhi Pameran Lukisan di Bale Parawangsa

“Garapan dan besutan Naskah serta penyudradaraannya sama dengan group Ludruk lainya se jatim, namun tata naskah berbeda, pemanggungan berbeda,alias tidak latah meniru”. Jelas Yanto myk kepada suarabojonegoro.com.
Yang menjadi perhatian dari anggota sanggar seni tradisi abdi dalem ini ketika hampir 90 persen tim penyaji para pemain terdiri dari Kaum muda,dari generasi milenial,generasi Z, yg mana generasi ini tidak mengalami jayanya kesenian ludruk khususnya di Bojonegoro dan umumnya di jatim.
“Tim penyajinya dari generasi Z dan milenial dan didampingi para senior sisa pemain ludruk masa lalu dengan harapan turut mendampingi generasi kini.” Tambahnya.

Yanto myk juga menambahkan Sanggar Seni Tradisi Abdi Dalem berdiri sejak th 2010, namun saat itu aktif pada garapan teatrical even saja. Seperti pawai budaya dan lainnya.

Baca Juga:  Kesenian Tradisional, Berharap Perhatian dari Pemerintah

” Sanggar Seni Tradisi Abdi Dalem Sugihwaras,juga turut aktif melatih para SISWA SMAN 1 Sugihwaras, utamanya setiap tahun jelang akhir ujian sekolah kelas 12 tanpa membebani pihak sekolah”.ungkap Yanto MYK

Dia juga menambahkan, bahwa yang jelas pada pembinaan,pelatihan di Sanggar abdi dalem bukan saja untuk pentas,namun juga sebagai tempat menempa Pendidikan karakter pada generasi muda agar bisa jadi generasi yg cinta Budaya Tradisi,dan ini adalah BENTENG BUDAYA TRADISI pada Erra digital ini.

“Ada pendapat bahwa generasi kini tidak mengenal ludruk , pendapat itu kami bantah dengan bukti nyata bahwa generasi z dan milenial menyukai ludruk ,” ungkap Yanto myk (Lin/red)