suarabojonegoro.com – Formulator obat-obatan pertanian yang setiap harinya bekerja di lapangan, bertemu langsung dengan petani menilai, sebagian besar petani di Bojonegoro mulai berperilaku kritis. Mereka selalu ingin tahu cara dan hasil panen, setiap didapati ada obat pertanian yang baru.
Salah satu petugas lapangan di Bojonegoro dari perusahaan pestisida, Yogi Lutfhi menilai, petani di Bojonegoro mulai meninggalkan perilaku pertanian gaya lama, yakni sedikit demi sedikit mulai mengurangi pola pikir pertanian tradisional. Mereka cenderung menerima adanya teknologi baru.
“Ada perbedaan antara petani bagian Barat dan Timur Bojonegoro. Kalau Bojonegoro Barat masih banyak petani yang mempertahankan pola perilaku pertanian gaya lama, sedangkan petani di Bojonegoro bagian Timur sudah mulai berubah, kritis dengan produk pestisida dan mulai menerima adanya teknologi pertanian yang baru,” jelasnya disela-sela ia bekerja.
Bahkan, lanjutnya, kedua perilaku petani tersebut sangat mempengaruhi permintaan pestisida. Ada kecenderungan perputaran uang dalam bidang pertanian di wilayah Timur lebih cepat.
“Tentu sangat mempengaruhi (permintaan pestisida). Dari segi komoditas pun lebih beragam bagian Bojonegoro Timur,” imbuh pemuda lulusan S1 Agribisnis Unigoro itu.
Diakui olehnya, banyak dari teman-teman formulator pestisida di Bojonegoro yang merasakn perbedaan itu. Antara pola pikir pertanian tradisional dengan pola pikir pertanian modern. “Ini masalah SDM petani, harus semua pihak yang merubahnya,” pungkasnya. (wan/red).
Foto: Dok. SuaraBojonegoro