SuaraBojonegoro.com — Pendampingan pencegahan stunting yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro (Unigoro), pada Senin (27/11/23), berjalan sukses. Program pengabdian yang bertajuk Mahasiswa Penting (Peduli Stunting) di Desa Semenpinggir, Kecamatan Kapas, diisi dengan sosialisasi gizi dan pembagian snack sehat untuk siswa PAUD.
Dosen Pendamping Lapangan, Ardana Putri Farahdiansari, ST., MT., membagikan tips memilih susu kemasan untuk anak. Di hadapan para wali murid TK Dharma Wanita Semenpinggir, dia menekankan pentingnya orang tua untuk membaca komposisi terlebih dahulu sebelum membeli.
“Contohnya ada susu merk X, ternyata setelah dibaca-baca komposisi susu segar atau aslinya hanya 30 persen. Lalu ada susu merk Y, kandungan susu segarnya mencapai 90 persen. Kita harus bisa memilih susu kemasan yang memiliki kandungan susu segar lebih banyak dibanding bahan lainnya,” paparnya.
Ardana melanjutnya, beberapa produsen susu kemasan ada yang melabeli produknya sebagai minuman mengandung susu. Sayangnya, informasi tentang label produk tersebut jarang diperhatikan oleh konsumen.
“Ada susu kemasan sekecil ini harganya Rp 6 Ribu sampai Rp 8 Ribu per botol. Memang lumayan mahal. Tapi setelah dilihat komposisinya, kadungan susu segarnya hanya delapan persen. Justru lebih banyak kandungan vitamin yang dipremikskan. Kalau niatnya cari beli susu untuk tambahan gizi anak, saya sarankan jangan hanya sekedar beli atau terkecoh dengan harganya yang mahal,” imbuh dosen prodi teknik industri Unigoro ini.
Kepala Desa Semenpinggir, Joko Farianto, SH., berharap dalam pendampingan cegah stunting yang sudah berjalan dua pekan ini dapat meningkatkan motivasi orang tua agar bisa memperhatikan tumbuh kembang sang anak. “Program ini adalah ikhtiar agar anak-anak kita bisa tumbuh sehat dan IQ-nya tinggi. Kami ucapkan terima kasih atas kerja samanya antar Pemdes Semenpinggir, LPPM Unigoro, dan BKKBN Jawa Timur,” harapnya.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Ketua LPPM Unigoro, Laily Agustina R., S.Si., M.Sc. Dia mengucapkan terima kasih kepada BKKBN Jawa Timur telah mempercayakan mahasiswa-mahasiswa Unigoro untuk melakukan pendampingan cegah stunting.
“Stunting adalah PR kita bersama. Mari bahu-membahu turunkan angka stunting di Kabupaten Bojonegoro,” ucapnya.
Menurut Toma Afriandi, SH., M.Si, selaku perwakilan BKKBN Jawa Timur, stunting bisa dicegah sebelum anak berusia lima tahun.
“Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah memperbanyak asupan protein hewani, makanan yang kaya lemak, dan minum susu. Stunting bisa dicegah sejak 1.000 hari pertama kehidupan bayi,” tukasnya. (din/Red)