Reporter : Bima Rahmat
SuaraBojonegoro.com – Puluhan wali murid SDN III Sumberrejo dan SDN I Megale, Kabupaten Bojonegoro, di dampingi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto, geruduk Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bojonegoro. Jumat (21/07/23).
Kedatangan para wali murid tersebut kesekian kalinya yakni menolak program merger atau penggabungan sekolah. Namun demikian puluhan wali murid dan pimpinan DPRD Kabupaten Bojonegoro, tersebut tidak mendapatkan titik temu lantaran kepala Dinas Pendidikan, tidak berada ditempat.
“Kepala dinas sedang menghadiri undangan di DPRD,” kata Anang Budiantara selaku Kasi Kesiswaan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.
Dihadapan wali murid dan Ketua DPRD, Anang menjelaskan bahwa sesuai putusan bupati pada tanggal 24 Mei yak i sudah tidak ada lagi kegiatan pembelajaran di sekolah yang telah di merger. Dirinya menyarankan kepada wali murid untuk melanjutkan pendidikan bagi para siswa di tempat yang telah disediakan.
“Marilah kita lepaskan ego-ego kita,” ujarnya.
Lebih jauh Anang, menjelaskan jika program merger tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dirinya berharap agar program merger dapat diterima oleh para wali murid. Namun demikian harapan Disdik tersebut mendapat penolakan oleh seluruh wali murid, dengan alasan berbagai hal diantaranya adalah status tanah yang dianggap bermasalah, kondisi sekolah tujuan merger yang dianggap kumuh.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto, dalam kesempatan yang sama menegaskan jika dalam proses penentuan baik klarifikasi, klasifikasi apakah multi kepentingan atau standar ganda.
“Jujur saya malu, sebagai salah satu pimpinan DPRD hadir disini. Kepala Dinas Pendidikan kita undang ke DPR tidak datang. Ini sangat kita sayangkan. Karena urusan pendidikan adalah urusan yang sangat urgen yang harus diselesaikan,” tegasnya.
Lebih jauh politisi Partai Demokrat, ini juga mempertanyakan kepada Anang Budiantara, sebagai perwakilan Disdik Bojonegoro, apakah dapat memberikan jawaban terhadap persoalan ini.
“Kalau tidak mohon maaf. Kasihan (wali murid.red) yang sudah menuggu dari tadi pagi kalau dihadapi orang yang tidak punya kapasitas,” pungkasnya. (Bim/red).