SUARABOJONEGORO.COM – Wakil Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten bojonegoro, Ebta menuturkan bahwa erkait dengan pelaksanaan Pusat Pelatihan Kabupaten (Puslatkab) pihaknya telah mengundang 23 Cabang Olahraga (Cabor) pada tahun 2017 yang lalu. Dari data yang dihimpun suarabojonegoro.com dari 23 Cabor sampai saat ini yang mengikuti Puslatkab hanya 15 Cabor. Selasa (31/07/18).
“Sebelumnya sudah ada pendataan atlit yang sudah berprestasi. Ada tiga kategori yakni atlit yang mendapatkan medali di Porprov sebelumnya, yang kedua atlit yang mendapat medali emas, perak, perunggu di Kejur Prov, yang ketiga atlit yang dirasa pinya potensi dan direkom oleh Pelatihnya,” katanya saat ditemui di Kantor KONI Kabupaten Bojonegoro.
Ebta, menjelaskan terkait dengan Puslatkab Cabor IPSI, bahwa pihak IPSI sampai saat ini belum mengirimkan atlit yang diusulkan untuk Puslatkab dengan alasan jika IPSI masih melaksanakan tahapan seleksi untuk para atlitnya.
“Setelah satu tahun tidak ada kabarnya tidak kunjung mengirimkan atlit untuk Puslatkab, kalau ada buktinya mengirim ya tetap saya masukkan (Puslatkab. red),” ujarnya.
Dalam hal ini Ebta, mengaku bahwa dirinya mendapatkan data dari Pelatih Pencak Silat jika ada tujih atlit yang berpotensi. Akan tetapi untuk tahun 2018 ini Pencak Silat hanya mendapatkan jatah hanya 2 atlit. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah anggaran.
“Dijatah 2 untuk tahun ini. IPSI juga saat diundang tidak pernah hadir, seperti kemarin undangan rapat dan buka bersama di Surabaya juga nggak hadir, padahal itu termasuk juga prediksi seperti atlit Atletik kira-kira dapat berapa medali,” tambahnya.
Adapun untuk dua atlit yang telah diusulkan oleh Pelatih Cabor Pencak Silat diantaranya adalah atas nama Roy Prasetyo Aji dan Adinda yang mana kedua atlit Pencak Silat tersebut merupakan juara diajang O2SN, dan juara Nasional di Clubnya.
“Yang diusulkan dua sementara, memang ada tujuh yang disodorkan tapi di ACC hanya 2, karena memang jatahnya 2. Tapi ngak tahu di 2019 inikan masih panjang dan saya masih menuggu IPSI,” jelasnya.
Lebih jauh Ebta, menjelaskan bahwa dalam Puslatkab tidak semua atlit yang diusulkan akan mendapatkan ACC. Akan tetapi Puslatkab diambil dari para atlit yang sudah mendapatkan prestasi.
Sedangkan untuk anggaran Puslatkab dirinya menegaskan bahwa KONI mensistem lewat rekenig perbulan. Untuk kategori C mendapatkan uang saku perbulan Rp250 ribu, untuk kategori B Rp300 ribu, kategori A Rp500 ribu sedangkan pelatih Rp600 ribu perbulan.
“Satu bulannya menghabiskan dana Rp30 juta, sampai pertengahan 2019,” jelasnya.
Diajang Porprov 2019 mendatang KONI menargetkan prestasi kabupaten Bojonegoro dapat menigkat melebihi Porprov 2014 yang lalu yang mana Kabupaten berada diperingkat 11 dari 38 Kabupaten Kota.
“Kita pengennya Bojonegoro diperingkat 7, apalagi Bojonegoro sebagai tuan rumah, dan persiapan kita dimulai tahun 2017,” pungkasnya. (Bim/red).
Reporter : Bima Rahmat