Dampak Cuaca Panas di Bojonegoro Terhadap Eksistensi Pekerja Perahu Penyeberangan di kecamatan Malo

Reporter : Lina Nur Hidayah

SuaraBojonegoro.com – Panasnya cuaca pada musim kemarau di Bojonegoro memiliki dampak yang signifikan terhadap sejumlah masyarakat kecil menengah. Salah satu dampak cuaca panas, pada tahun ini drasakan oleh pekerja penyeberangan dengan menggunakan perahu atau tambangan yang berada di desa Dukuh lor , Kecamatan Malo, kabupaten Bojonegoro.

Menurut Karyadi salah satu penambang perahu tradisional yang melintas di sungai Bengawan solo di wilayah kecamatan Malo mengatakan bahwa pada musim kemarau ini berpengaruh pada penghasilan harian dikarenakan adanya cuaca panas membuat penumpang lebih memilih jalur darat meskipun jarak tempuh relatif jauh.

“Musim kemarau malah sepi karena cuaca panas penumpang enggan naik perahu,” katanya kepada wartawan suaraBojonegoro.com.

Baca Juga:  35 Peserta Takbir Keliling Diberangkatan Dari Desa Plesungan

Akibat kurangnya minat penumpang untuk mengendarai perahu tradisional membuat penghasilan Karyadi turun drastis dari hari kehari, dari yang semula bisa mengantongi 100 ribu rupiah per hari sekarang hanya berpenghasilan 60 ribu hingga 65 ribu rupiah per harinya.

“Biasanya 100 ribu sehari sekarang jadi 60 ribuan perhari, itupun saya harus narik dari jam 3 pagi sampe 5 sore,” pungkas karyadi penarik perahu penyeberangan.

Sementara itu, perahu penyebrangan merupakan sarana transportasi andalan untuk menempuh jarak singkat antar desa ,dan keberadaan perahu ini masih eksis ditengah jaman kekinian dan banyaknya alat transportasi modern.
Meskipun memiliki penghasilan tak stabil namun keberadaan prahu penyebrangan ini juga masih menjadi kebanggaan warga sekitar dan juga bagi penarik perahu. Karena lebih dari 20 tahun prahu tambangan ini beroperasi dan menjadi mata pencarian Karyadi sebagai penarik perahu. (Lin/red)