SEMARANG, SuaraBojonegoro.com – Untuk terus menjaga sinergi dan kolaborasi yang baik dengan _stakeholder_ demi terciptanya dukungan kelancaran kegiatan operasi perusahaan, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 (JTB) Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina menggelar kegiatan lokakarya bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro. Mengangkat tema “Sinergi Dunia Usaha & Pemerintah Daerah Dalam Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai Upaya Menyukseskan Proyek Strategis Nasional”, lokakarya yang dilangsungkan di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah ini disambut antusias oleh para peserta yang mengikuti secara penuh pada Sabtu (28/05).
Irvan Budi Susetyo dari Pusat Pembinaan, Pendidikan & Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) hadir sebagai narasumber. Kegiatan yang diikuti oleh 16 peserta dari Bappeda Bojonegoro, terdiri dari para pejabat Kepala Bidang dan Perencana Ahli Muda. Dalam paparannya, Irvan menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan daerah dan kesuksesan Proyek Strategis Nasional tidak lepas dari sinergi yang baik antara Pemerintah Daerah dan KKKS dalam saling mendukung satu sama lain.
Irvan berharap sinergi ini akan menghasilkan kerjasama pentahelix yang dapat membangun kreativitas dan inovasi-inovasi dalam pembangunan di daerah. Dirinya juga sangat mengapresiasi program pengembangan masyarakat dari PEPC JTB seperti kerjasama dengan BUMDes dalam mengembangkan potensi budidaya ayam petelur dan agrosilvopastura yang memadukan ekologi dan ekonomi masyarakat. “Terus kembangkan sinergi ini demi kemajuan Bojonegoro. Program seperti ini sejalan dengan rencana program nasional yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat,” tambahnya.
Sementara itu, JTB Site Office & PGA Manager PEPC Edy Purnomo menekankan bahwa salah satu kunci keberhasilan terselenggaranya operasional perusahaan secara optimal adalah karena hubungan dengan para pemangku kepentingan yang sinergi satu sama lain. Menurut Edy, hubungan yang telah terjalin dengan kondusif ini perlu untuk selalu dijaga agar ide-ide yang bertujuan untuk maju bersama terus muncul dan berkembang. “Forum seperti ini selain sebagai media komunikasi dalam penyampaian informasi dari perusahaan kepada stakeholders-nya juga sebagai wahana untuk mempererat silaturahmi,” tegasnya.
Amni Nadya, Public Relations Specialist SKK Migas Perwakilan Jabanusa yang hadir pada kegiatan ini turut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya forum ini. Menurutnya melalui forum seperti ini, SKK Migas sebagai lembaga yang menaungi KKKS dapat menjaring masukan yang bermanfaat bagi program yang akan dijalankan kedepannya. “Kami berharap para peserta di lokakarya ini dapat memberikan masukan demi tercipta hubungan yang sinergi antar lembaga pemerintahan, khususnya pada industri hulu migas di wilayah Jabanusa,” ujar Nadya.
Mewakili para peserta lokakarya, Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Bappeda Bojonegoro, Oryz Setiawan menyampaikan penghargaan atas inisiasi PEPC JTB yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Menurut Orzy, kegiatan semacam ini telah lama dinanti, terlebih tema yang dibawakan memiliki relevansi yang erat dengan tugas dan fungsi Bappeda dalam perencanaan pembangunan. “Kami mewakili para peserta menyampaikan terimakasih kepada PEPC JTB karena melalui kegiatan ini terjadi pemahaman yang lebih baik akan kegiatan industr hulu migas dan tentunya hal ini akan membantu kami dalam melaksanakan tugas kami,” ungkapnya.
Lokakarya ini berlangsung selama dua hari dan ditutup dengan kegiatan team building pada Minggu (29/05). Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan kerjasama dan kolaborasi lebih optimal di Bojonegoro. Proyek gas JTB sebagai PSN sektor energi yang berada di wilayah Bojonegoro memerlukan dukungan dan kerjasama seluruh pihak agar memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat di wilayah Bojonegoro sendiri maupun dengan cakupan yang lebih luas yakni bangsa Indonesia secara nasional. Tanpa sinergi dan kolaborasi yang solid, masing-masing pihak tidak dapat jalan sendiri dalam mengemban amanah pembangunan. (Red/Lis)