Bersyukur Hukumnya Wajib, Tapi Syukuran Hukumnya Sunnah

Oleh : Drs. Sholikin Jamik, SH., MH.

SuaraBojonegoro.com – Syukuran Pilkada Bojonegoro yang nilainya sunah, memiliki makna filosofis yang mendalam dalam konteks budaya, sosial, dan politik. Dr H. Sudalhar M.Kes ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Bojonegoro pada hari Jumat tgl 6 Desember 2024 bertepatan juga mengadakan sholat jumat pertama dengan khotib dan imam dari BPH Stikes Drs. H. Sholikin Jamik, SH. MH. dalam menempati masjid STIKES Muhammadiyah Bojonegoro yang baru, mengadakan syukuran telah terlaksananya pilkada Bojonegoro , Apalagi calon yang di dukung yaitu 02 Mas Wahono mbak Nurul azizah. Menang telak. Menurut Sudalhar syukuran dengan mengundang seluruh jamaah sholat jumat makan siang gule sate. murni dari biaya dari STIKES MUHAMMADIYAH Bojonegoro dengan dapat sumbangan es teh gelas dari mas sugito jagal sapi Kedaton. Secara umum, acara syukuran ini diselenggarakan setelah proses pemilihan kepala daerah (pilkada) selesai, sebagai bentuk rasa syukur atas kelancaran dan hasilnya. makna filosofis yang dapat diambil:

Baca Juga:  STOP POLITISASI PRAMUKA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

1. Ungkapan Syukur kepada Tuhan
Syukuran Pilkada mencerminkan rasa syukur kepada Tuhan atas berlangsungnya proses demokrasi yang aman, damai, dan tertib. Ini menandakan kesadaran bahwa segala hasil adalah bagian dari takdir yang telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

2. Simbol Persatuan dan Rekonsiliasi
Pilkada sering kali memunculkan perbedaan pendapat atau polarisasi di masyarakat. Syukuran menjadi momen untuk merajut kembali persatuan, mempererat silaturahmi, dan menegaskan komitmen bersama untuk mendukung pemimpin terpilih demi kepentingan bersama.

3. Perayaan Demokrasi
Syukuran Pilkada juga bisa dimaknai sebagai bentuk perayaan keberhasilan demokrasi. Hal ini menunjukkan penghormatan terhadap proses pemilihan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

4. Komitmen untuk Amanah
Bagi pemimpin terpilih, syukuran menjadi pengingat bahwa jabatan adalah amanah yang harus dijalankan dengan integritas, keadilan, dan keberpihakan kepada rakyat. Acara ini meneguhkan niat untuk bekerja demi kepentingan masyarakat luas.
5. Penghormatan kepada Proses dan Semua Pihak yang Terlibat
Acara syukuran mencerminkan penghormatan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam Pilkada, mulai dari penyelenggara, peserta, hingga masyarakat. Ini juga sebagai pengakuan atas kerja keras dan dedikasi mereka.
6. Wujud Doa dan Harapan untuk Masa Depan
Selain bersyukur atas masa kini, syukuran juga menjadi ajang untuk memanjatkan doa dan harapan agar pemimpin terpilih dapat membawa kemajuan, kesejahteraan, dan keharmonisan bagi daerah yang dipimpin.

Baca Juga:  Optimalisasi Peran Generasi Muda dalam Pencegahan Intoleran, Radikalisme dan Terorisme

Secara keseluruhan, syukuran Pilkada bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga ekspresi nilai-nilai luhur yang mengutamakan rasa syukur, persatuan, dan semangat kolektif untuk membangun masa depan bersama. (**)