Banyak Problem, Petani Dekat Pengeboran Migas Banyuurip Mengeluh

Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com– Beberapa petani didekat pengeboran minyak dan gas bumi Lapangan Banyuurip Blok Cepu mengeluh terkait dengan permasalahan pertanian yang dialami hingga saat ini. Mereka merasa permasalahan pertanian di desa sekitar proyek negara itu masih belum dapat diselesaikan.

Petani setempat, Suwaji (52) warga Desa Gayam RT 11 RW 02 Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro yeng mengaku sudah bertani sejak kecil itu mengeluh terkait beberapa permasalahan yang dialaminya. Seperti langka dan mahalnya pupuk ketika musim tanam, hama yang semakin banyak jenisnya, terakhir tanaman usia 1 bulan menguning.

Harga gabah yang tidak sesuai dengan HPP pemerintah juga menjadi keluhan, serta kesulitan air karena belum ada embung. Ia Berharap agar bulog benar menyerap gabah petani tanpa melalui tengkulak-tengkulak yang harganya sangat rendah.

Terkait impor beras ia juga tidak setuju itu sama halnya membunuh petani, harusnya pemerintah melindungi para petani, mengawal harga gabah. Harapanya harga gabah tahun ini sesuai HPP, kalaupun dibawah HPP jangan terlalu jauh.

Padahal, berbagai upaya pendampingan pertanian telah dilakukan baik dari PPL setempat maupun dari mitra kerja ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Dinilai, pendampingan-pendampingan tersebut belum dilakukan secara maksimal.

Hal senada dikatakan oleh Rokhim, petani asal Desa Begadon Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Rata-rata padi milik petani setempat diserang jamur. “Kalau saat ini mungkin keluhannya curah hujan
dan jamur pada pada padi,” keluhnya kepada suarabojonegoro.com

Dikatakan salah satu pendamping Pertanian, Midin mengatakan banyak sekali masalah pertanian di desa-desa ring satu Blok Cepu. Namun semua itu masih ada solusinya. “Ada solusi yang efektif nak memang mau menjalankan,” katanya menyakinkan. (Wan/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *