Oleh : Murtadho
Pilkada bojonegoro telah usai, tepatnya juni 2018 silam, bersyukurrakyat bojonegoro mendapatkan paslon mumpuni menjadi bupati nantinya periode 2018 – 2023, masih segar ingatan kita paslon Soehadi Moelyono & mitro’atin, mahfudhoh & kuswiyanto, anna muawanah & budi irawanto dan paslon terakhir basuki dan pudji dewanto.
Dari total penghitungan suara sah pada pemilihan bupati 27 juni 2018 sebanyak 769.489 suara, dengan perolehan suara pada masing-masing pasangan calon sebagai berikut, pasangan Soehadi Moelyono & Mitro’atin memperoleh 195.489 suara sedangkan paslon nomer dua Mahfudhoh & Kuswiyanto mendapatkan 150.261 suara, berikutnya Anna Muawanah & Budi Irawanto sebagai paslon nomor urut tiga, memperoleh 236.358 suara dan paslon terakhir Basuki & Pudji Dewanto 187.381 suara. (sumber : https://kab-bojonegoro.kpu.go.id/)
Jika disimulasikan secara matematis dukungan masyarakat bojonegoro pada pasangan calon bupati dan wakil bupati Anna Muawanah – Budi Irawanto sebanyak 236.358 suara terbanyak dibandingkan dengan tiga pasangan calon lainnya, sekaligus melanjutkan tongkat kepemimpinan untuk lima tahun kedepan.
236.358 suara rakyat bojonegoro ?, ya memang, secara de jure KPU kabupaten bojonegoro harus mengesahkan kemenangan pasangan calon ini, bagaimana dengan sisanya sebanyak 533.131 suara akumulatif dari ketiga pasangan calon lainnya. Ini disadari betul oleh pasangan calon pemenang sebagai langkah yang harus di rangkul untuk bersama membangun kabupaten dengan APBD 5 trilyunan ini.
Seperti yang disampaikan anna muawanah usai dilantik dan disahkan oleh gubernur sebagai bupati, 24 september 2018, pada acara tasyakuran di pendopo malowopati, “meski bupati perempuan pertama, namun jangan berkecil hati. Saya berharap dukungan dari anda semua untuk memimpin bojonegoro lima tahun kedepan” ( https://surabaya.tribunnews.com/2018/09/25/anna-muawanah-bupati-perempuan-pertama-di-bojonegoro-harus-tangguh-dan-punya-kecakapan )
Bupati Anna demikian biasa rakyat bojonegoro menyapa, tampak mencoba meyakinkan masyarakat umumnya dan pada pendukungnya untuk optimis walau dia sebagai bupati perempuan pertama di bojonegoro ini, mampu menjalankan pemerintahan dengan modal dukungan 30,7 persen dari total suara sah. Sedangkan 69,3 persen sisanya, bisa dipastikan diluar pendukungnya secara otomatis akan mengawasi kinerja pasangan anna muawanah dan budi irawanto ini.
Ujian diawal kepemimpinannya, anna harus menyelesaikan tugas warisan dari sebelumnya, polemik proyek gagal bayar, mutasi pejabat, kampanye pilleg -pilpres dan melaksanakan janji politik masa kampanye pilbup, adalah pekerjaan rumah yang harus dikerjakan secara bersamaan, terstruktur, sistematis dan masif, sehingga APBD 2019 yang mencapai 4,6 trilyun lebih bisa diserap secara utuh untuk kesejahteraan bojonegoro. https://kumparan.com/suarabanyuurip/apbd-bojonegoro-2019-naik-menjadi-rp4-6-triliun-1541514378629711534
Mampukah ?, keraguan ini patut dipertanyakan kepada anna sebagai bupati untuk mengelola anggaran besar itu secara TSM ( Terstruktur, Sistematis dan Masif ), sedangkan sampai bulan juni 2019 APBD baru terserap 16 % https://kumparan.com/suarabanyuurip/dprd-soroti-rendahnya-serapan-apbd-bojonegoro-1rFh2UB9zXi
Disaat serapan APBD yang masih rendah justru anna melakukan lawatan plesir keluar negeri atas undangan Young Indonesian Profesionals Associations (YIPPA) selama sepekan bersama rombongan Sekretaris pribadi, Dewan Riset Daerah, Sekretaris Daerah dan Bappeda. (https://www.inews.id/daerah/jatim/ada-izin-khofifah-pastikan-kunker-bupati-bojonegoro-ke-inggris-prosedural/568005).
Sekilas nampak wajar plesir ala bupati tersebut bersama rombongan ke Inggris, kejanggalan tersebut muncul saat orang terdekat bupati tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh bupatinya. Adalah Budi Irawanto yang tidak lain adalah wakil bupati sendiri. Wewe demikian akrab disapa mengaku tidak tau menahu agenda plesir bupati, “Saya juga ndak tahu”, ujarnya singkat. (https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/06/12/140925/bupati-berangkat-ke-inggris )
Hal tersebut memantik masyarakat bojonegoro mereaksi negatif gaya plesir bupati, laman media sosial mendadak menjadi tranding topik, tanggapan miring pun mengarah ke pihak pendopo, adalah Humas pemkab sendiri menjadi “jungkir balik” untuk menjelaskan maksud dan tujuan bupati bersama rombongan terkait juga penggunaan anggaran plesir. (https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4584844/humas-pemkab-bojonegoro-bantah-suami-bupati-anna-ke-inggris-pakai-apbd )
Gaya komunikasi bupati serta kebijakan yang dibangun sejak dilantik ternyata membuat 69,3 persen lebih seakan mendapat momentum untuk melampiaskan kerisauannya, hingga Kapolres sendiri dalam akun facebooknya harus turun gunung mengingatkan masyarakat untuk santun menyampaikan kritik pada bupati.
Penulis adalah:
INDAP – Independent Analyst Politic Bojonegoro
Jl. MH. Tamrin Gg Rukun Lorong 1 – Ledok wetan – Bojonegoro