Reporter : Putut Sugiarto
SuaraBojonegoro.com – Meninggalnya pelajar SMP akibat bunuh diri Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro menjadi sebuah keprihatinan tersendiri bagi APPA (Aliansi Peduli Perempuan Dan Anak) Kabupaten Bojonegoro dan KPI (Koalisi Perempuan Indonesia), Senin 07/08/2023.
Nafidatul Hima Koordinator APPA Kabupaten Bojonegoro dan Presidium Wilayah Jawa Timur KPI menyatakan keprihatinannya atas kejadian yang dialami oleh anak atau siswa SMP yang melakukan bunuh diri tersebut.
Hima mengatakan jika ini adalah hal yang baru agar menjadi perhatian khusus karena bunuh diri ini tidak serta merta atau langsung, paling tidak sebelumnya si anak tetap mempunyai pikiran ingin mengakhiri hidupnya.
“Karena kalau kita lihat anak jaman dahulu dan sekarang itu beda sekali ya, terkait psikis, fasilitas lebih mudah yang sekarang daripada anak dahulu, ” tutur Hima.
Hima memaparkan jika anak sekarang itu sebenarnya rata-rata sudah dala fase nyaman tetapi kalau diterpa masalah cepat putus asa, lha disitu peran orang tua jika anak broken, apalagi tidak ada istilah bekas orang tua jadi peran orang tua itu meski anak broken atau tidak seharusnya lebih ekstra perhatian, dan kalau anak sudah menginjak SMP harusnya pola asuh nya kita rubah kayak kita jadi teman mereka, karena kalau kita jadi teman bukan fokus terlalu memberi masukan dan lain sebagainya, kalau teman mereka akan lebih bercerita dalam segala hal, jadi pola asuh orang tua kalau anak sudah menginjak SMP itu lebih ke pola asuh agar kita bisa menjadi teman.
“Orang tua harus bisa berperan sebagai teman untuk anak-anaknya, ” papar ibu yang juga seorang aktivis ini.
Dan tidak hanya orang tua tetapi keluarga juga harus ekstra memperhatikan juga, jadi peran orang tua dan keluarga disini harus lebih fokus karena memang anak sekarang beda dengan anak dahulu, pastinya anak akan banyak perubahan atau pendiam, apalagi psikis anak yang mau bunuh diri, jadi kepekaan lingkungan sosial terhadap siapapun itu harus lebih ditingkatkan, karena rasa simpati dan empati, apalagi orang sekarang tidak sebesar orang dahulu rasa simpati dan empatinya.
“Terutama untuk orang tua harus lebih perhatian karena era tehnologi sekarang lebih menggantikan posisi orang tua, ini yang harus di jauhkan dari anak-anak, ” pungkasnya. (Put/Red)