APPA Bojonegoro Tanggapi Story Instagram Bupati Bojonegoro Yang Bahas Jumlah Murid Merger

Reporter : Suyati

SuaraBojonegoro.com – Viralnya Story instagram Bupati Bojonegoro Anna Muawanah pada Rabu (02/08/23) menjadi bahan perbincangan pasalnya isi dari story tersebut membahas jumlah murid dari SDN yang terdampak program merger. Kamis (03/08/23)

Terkait hal tersebut Ketua APPA (Aliansi Peduli Perempuan Dan Anak) Kabupaten Bojonegoro Nafidatul Hima memberikan tanggapan saat diwawancara Suarabojonegoro.com, bahwa dirinya merasa miris saat anak anak ingin menemui Bupati ternyata tidak ada atau tidak mau menemui juga, namun membuat status di Instagram itu sepertinya ada yang membuat laporan ke Bupati terkait data dan tertulis ibu izin lapor.

Sehingga menurut pandangan Appa Bojonegoro bahwa Bupati Bojonegoro Anna Muawanah sepertinya langsung menerima mentah laporan dan tidak melakukan kroscek di lapangan dan langsung di Buat Status di Instagramnya.

Baca Juga:  Kartu Prakerja Baru dari Setyo Wahono-Nurul Azizah untuk Kurangi Pengangguran Bojonegoro

Masih menurut Nafidatul Hima status dari Bupati atau Pejabat itu bisa menggiring opini apalagi jika opini itu keliru, di tambah budaya masyarakat yang masih minim rasa ingin membaca berita, seharusnya Bupati sidak turun kelapangan melihat situasi yang sesungguhnya.

“Menerima laporan langsung di buat status, Apalagi Bupati itu perempuan harusnya lebih peka dan mempunyai empati yang tinggi terhadap hal ini.” Uangkap Hima.

Hima juga miris karena yang  dibutuhkan terkait persoalan merger SD Negeri Su.berrejo III adalah Solusi, “bukan malah membuat status di Instagram, padahal dilapangan anak anak masih belajar dilorong sekolah karena bertahan tidak mau di merger,” Tambahnya.

“Orang orang kan tidak tahu mereka pindahkan karena apa, padahal mereka pindah karena adanya intimidasi dari berbagai pihak sehingga memilih pindah,” Tambahnya.

Baca Juga:  Dugaan Bupati Ajak Kades Menangkan Salah Satu Caleg, Bawaslu Tegaskan Tidak Memenuhi Unsur

Menurut Hima progam merger ini adalah sesuatu yang gagal karena bukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SDN Sumberrejo II dan Sumberrejo III sebab, nyatanya di lapangan para murid tidak pindah di SD yang ditentukan tapi malah pindah ke SD lain.

“Lalu fungsinya apa merger untuk SDN Sumberrejo III jika akhir dari intimidasi para wali murid disurh pilih sekolah lain.” Pungkas Hima. (Yat/Red)