Reporter: Sasmito Anggoro
SuaraBojonegoro.com – Puluhan anak anak yang hendak berangkat ke sekolah mereka harus terdampar dan terlantar di sisi penyeberangan perahu Sungai Begawan Solo, Tepatnya di Tambangan wilayah Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, karena tidak bisa menyeberangi sungai Bengawan Solo sebagaimana biasanya, Kamis (7/4/2022).
Dari data yang dihimpun Media SuaraBojonegoro.com bahwa Terlantarnya pelajar ini, setelah adanya Tambangan penyeberangan perahu Yang berada di Taman Begawan Solo (TBS) yang sebelumnya dilalui oleh anak anak yang berangkat dan pulang sekolah serta warga yang beraktivitas ke pasar, bagi mereka tidak memiliki kendaraan bermotor, namun pagi ini tertutup karena ada kegiatan pembangunan proyek RTH (RTH) di TBS tersebut.
Dengan kejadian tersebut, anak anak yang hendak berangkat ke sekolah harus berkumpul di sisi tempat penyeberangan karena tidak bisa berangkat, dan warga serta orang tua mereka pun kebingungan bagaimana cara mereka berangkat ke sekolah karena lokasi tambangan atau penyeberangan perahu mereka ditutup oleh proyek kegiatan pembangunan Ruang Terbuka Hijau.
Wargapun memprotes penutupan jalan menuju penyeberangan di sisik Wilayah Bojonegoro Kota tersebut, karena dianggap menghalangi jalan anak anak yang hendak berangkat ke sekolah atau warga yang hendak pergi kepasar.
“Mereka ini kan anak anak yang rata rata masih SMP dan tidak memiliki sepeda motor atau belum diperkenankan naik motor sehingga setiap hari harus menyeberang sungai, tapi kalau sekarang tempat penyeberangannya ditutup kan juga membuat mereka putus tidak masuk sekolah,” Ungkap Warga yang sedang berkumpul saat petugas Polsek Trucuk berada di Lokasi.
Warga tetap meminta kebijaksanaan oleh Pemkab Bojonegoro agar memberikan jalan untuj penyeberangan sungai, karena sebelumnya jalan penyeberangan dari Desa Banjarsari menuju kota Bojonegoro sudah ada sejak puluhan tahun lamanya, dan sekarang tiba tiba harus ditutup untuk kegiatan pembangunan RTH di TBS.
Dan warga juga mengungkapkan jika tidak diberikan akses jalan penyeberangan maka puluhan anak anak sekolah akan kesulitan melewati sungai untuk menyeberang, dan dipastikan tidak bisa berangkat sekolah, dan jika harus melewati jembatan yang ada, mereka harus memutar dengan jarak yang cukup jauh dan tidak mungkin bisa tepat waktu ke sekolah karena menggunakan sepeda pancal.
“Kami minta pemerintah Bojonegoro harus bijak dan memberikan solusi jalan agar anak anak ini bisa lewat menuju sekolah, ” Tambah warga lainnya yang berada di lokasi.
Salah satu pelajar yang tidak bisa berangkat ke sekolah menyesalkan adanya penutupan akses menuju penyeberangan yang menghubungkan antara Tambangan TBS menuju Banjarsari, “kami terpaksa tidak bisa berangkat ke sekolah kalau di tutup seperti ini,” jelas Parasetya, salah satu pelajar yang duduk dibangku SMA di Bojonegoro kota ini.
Warga juga meminta dan memprotes agar jalur akses penyeberangan ke Sungai Begawan Solo segera dibuka dan warga diberikan jalan, khususnya anak anak sekolah.
Hingga berita ini diturunkan puluhan pelajar yang hendak berangkat ke sekolah masih terlantar ini dan belum bisa menyeberang sungai serta masih berkumpul bersama warga yang menolak penutupan tambangan di TBS. Tampak petugas Polisi juga datang di lokasi tersebut. (Sas/Red)