SuaraBojonegoro.com – Ademos bersama PEPC Zona 12 (JTB) melaksanakan salah satu program pengembangan masyarakat (PPM) di bidang lingkungan yang telah disetujui oleh SKK Migas, yaitu Program pengurangan jejak emisi karbon bersama 3 sekolah di sekitar area operasi proyek pengembangan gas jambaran – tiung biru (JTB), yaitu di SMPN 1 Ngambon, SMPN 2 Purwosari dan SMPN 1 Ngasem(20-22/07). Pelaksanaan Program ini diawali dengan kegiatan lokakarya yang melibatkan PEPC, Kepala sekolah, Guru, siswa dan Ademos sebagai mitra pelaksana Program.
Lokakarya pengurangan jejak emisi karbon ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya pengelolaan lingkungan dan aksi perubahan iklim dari emisi karbon. “Program ini telah memasuki tahun kedua, tahun ini kita akan meneruskan apa yang menjadi komitmen di tahun sebelumnya, kita akan menghitung berapa besar emisi karbon yang kita hasilkan untuk selanjutnya kita akan mencoba melakukan gerakan imbal jasa kepada alam terhadap emisi karbon tersebut” Ujar Edi Arto selaku PIC Program Pengurangan Jejak Emisi Karbon dari PEPC Zona 12 (JTB)
Di tahun pertama pelaksanaan program ini telah mensosialisasikan dan membuat kesepakatan strategis mengenai pengurangan emisi karbon, sehingga tindak lanjut pada tahun berikutnya kami mengajak sekolah untuk mengetahui baseline data emisi karbon yang dihasilkan siswa dan sekolah dengan cara menghitung berdasarkan indikator penghasil emisi karbon kemudian akan melakukan gerakan imbal jasa pada rangkaian kegiatan tahap berikutnya.
Penghitungan emisi karbon yang dilakukan oleh para siswa menggunakan aplikasi jejakkarbonku.id yang didalamnya mencakup beberapa indikator penghitungan seperti penggunaan alat transportasi, konsumsi makanan dan listrik.
“Kita perlu tau berapa emisi karbon yang kita hasilkan, ini nantinya akan kita gunakan sebagai baseline sehingga kita punya data before-after jejak emisi karbon yang teman-teman hasilkan” Ujar Zaenal Arifin selaku manajer program Ademos.
Seluruh peserta kegiatan bersepakat bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama, apalagi mengenalkan kepada generasi-generasi muda sekolah di tingkat menengah pertama, karena isu ini tidak lagi menjadi isu lokal tetapi juga isu dunia, dan sudah disepakati dalam perjanjian bersama.
“Kita yang hidup saat ini adalah meminjam alam dan lingkungan dari generasi yg akan datang, untuk itu melestarikan dan menjaga alam adalah tanggung jawab kita bersama agar kelak kita tidak mewariskan kerusakan alam bagi generasi yg akan datang” Wiwik Yuliarsih (Kep.Sekolah SMPN 2 Purwosari)
Sekretaris Ademos, A Shodiqurrosyad menyebutkan kegiatan ini bisa menjadi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka.
“Guru dan siswa kita ajak menghitung emisi karbon yang dihasilkan, lalu merencanakan upaya pengurangan dan penebusan jejak emisi dengan pelestarian lingkungan hidup di sekolah, membuat dan melakukan pemeliharaan hutan sekolah (school forest), mengelola sampah sekolah,” ujarnya.
“Kurikulumnya kita rumuskan sama-sama karena sesuai dengan salah satu tema P5 kurikulum merdeka, gaya hidup berkelanjutan,” imbuhnya. (Red/Lis)