SuaraBojonegoro.com – Adanya potensi pengembangan pohon kayu putih di sekitar daerah Perhutani Kabupaten Bojonegoro, terutama di sekitar daerah Kecamatan Ngasem, Kalitidu dan Kedungadem, menarik perhatian PT Pertamina EP Cepu (PEPC). Jum’at (1/3/19).
Melalui program Community Development yang berkelanjutan, PEPC menggawangi program pendampingan Pelatihan Rencana Usaha dan Analisa Kelayakan Daun Minyak Kayu Putih bertempat di Bojonegoro, 1 Maret 2018. Tak hanya manajemen organisasi, agenda tersebut juga diisi dengan manajemen produksi, keuangan dan analisa usaha.
Penanaman minyak kayu putih di 3 (tiga) kecamatan tersebut berada di lahan seluas lebih dari 800 hektar yang sudah berjalan dari tahun 2016. Sebelumnya Perhutani melakukan pembibitan pohon kayu putih di Kecamatan Dander. Dan ditahun 2018, panen bersama telah dilakukan, menghasilkan sekitar 600 ton daun kayu putih.
Menangkap peluang pengembangan potensi pohon kayu putih tersebut, PEPC bekerjasama dengan BUMDesa Ngasem untuk menggarap program pengembangan minyak kayu putih.
Keduanya tidak sendiri, melainkan bekerjasama dengan Institute Development of Society (IDFoS), hari ini, mengadakan kegiatan pelatihan penyusunan rencana usaha BUMDes, bertempat di Balai Desa Ngasem.
Setelah melalui beberapa tahapan seperti koordinasi dengan pihak desa, dan pihak terkait lainnya hingga penandatangan kesepahaman pengembangan usaha. Para anggota BUMDes melalui serangkaian pelatihan yang bertujuan untuk membangun kapasitas dalam menyusun rencana usaha pengolahan daun minyak kayu putih dan analisa kelayakan usaha.
Tujuan dari pelatihan ini adalah melatih para anggota BUMDesa untuk merumuskan skema yang jelas dari sebuah usaha yang akan dilaksanakan, menuangkan gagasan mereka untuk mengembangkan usaha tersebut dan membangun analisa kelayakan sehingga mereka dapat menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan dan memudahkan pengendalian.
“Kegiatan ini sendiri akan berjalan selama 5 (lima) bulan dengan melatih anggota BUMDesa. Nantinya mereka akan belajar bagaimana mengolah tanaman kayu putih, hingga menyulingnya menjadi minyak kayu putih.
“Pelatihan ini merupakan langkah awal yang signifikan untuk melatih para anggota BUMDesa mempersiapkan usaha mereka, sehingga pada pelaksanaannya mereka sudah dapat memprediksi faktor untung ruginya usaha mereka. Dalam kaitan ini, kami mempercayakan pada IDFoS yang mempunyai kapasitas untuk membimbing anggota BUMDesa.” Ujar Kunadi, JTB Site Office & PGA Manager PEPC.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Ngasem, Suwondo yang optimis pelatihan rencana usaha desa hari ini dapat memberikan pencerahan kepada anggota BUMDes untuk semakin fokus dalam merencanakan usaha.
BUMDesa Ngasem sendiri berencana mengembangkan bidang usahanya antara lain dalam bidang perikanan, peternakan selain pengolahan daun kayu putih.
“Pengembangan usaha ini tentunya perlu mendapat apresiasi. Namun lebih dari itu, ada banyak ruang untuk perbaikan, berdasarkan hasil pemetaan yang kami lakukan sebelumnya, manajemen BUMDes dan Prosedur Standar Kinerja BUMDesa perlu ditingkatkan lagi demi kemajuan bersama.” Kata Lely Mubarokah sebagai Manajer Program.
Lely menyampaikan banyak kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh manajemen BUMDes.
Beberapa perbaikan juga bertahap untuk dilakukan demi kemajuan BUMDes, terlebih saat ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga mempunyai program pembagian modal sebesar Rp 100 Juta untuk BUMDes yang memiliki program pariwisata dan agribisnis.
Andi Anggono, selaku Ketua BUMDes menyambut usulan dan rekomendasi dari IDFoS, dengan mengatakan bahwa ruang untuk perbaikan tersebut merupakan tantangan untuk BUMDesa menjadi lebih baik lagi. (Lis/SB)