Reporter : Arum Sekar
SuaraBojonegoro.com – Banyaknya sorotan negatif terhadap proses pelaksanaan pengisian perangkat desa dari berbagai kalangan, maka akhirnya tim pengisian perangkat desa Pekuwon, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro harus memutar otak agar pelaksanaan pengisian perangkat desa pekuwon tidak mendapat Pandangan negatif dari masyarakat.
Karena tim Pengisian Perangkat Desa menilai bahwa pengisian perangkat itu rentan dengan dugaan kecurangan, biasanya terjadi dugaan yaitu dengan cara membocorkan soal, membocorkan kunci jawaban atau merekayasa koreksi, sehingga Tim Pengisian Perades Pekuwon untuk menangkal hal tersebut maka tim pengisian perangkat desa pekuwon mengambil jalan untuk membuat soal di tempat pada pagi itu juga di saat akan melaksanakan ujian dengan menggandeng pihak ketiga.
Disampaikan oleh Ketua Tim Pengisian Perades Pekuwon, Didin Arianto, ST mengatakan, Adapun pihak ketiga dari perguruan tinggi yang memiliki akreditasi B harus menyediakan 1.000 bakal soal yang terdiri dari 500 bakal soal untuk pengetahuan umum dasar dan 500 soal untuk skolastik.
Diterangkan lebih jelas bahwa, untuk menentukan soal yang diujikan peserta mengundi seperti arisan terhadap 1.000 soal tersebut, mana yang akan digunakan menjadi 100 soal yang akan diujikan, dan cara untuk menentukannya adalah peserta sendiri secara langsung mengundi nomor yang ada, antara nomor 1 sampai nomor 1.000, kemudian dari jumlah 1000 soal tersebut diundi seperti arisan untuk menjadi 100 yang akan diujikan terhadap peserta, sehingga dari 100 soal yang akan diujikan baru diketahui oleh peserta setelah dilakukan pengundian dari 1.000 soal.
“Kita lakukan mekanisme ujian soal untuk menangkal adanya kesangsian masyarakat tentang bocornya soal, dengan sistem seperti ini bagaimana soal bisa bocor sementara soal baru dibuat dan dicetak pagi ini juga,” Ujar Didin.
Jika memang ada indikasi atau tudingan adanya kunci jawaban yang beredar atau soal yang beredar hal ini sangat tidak mungkin, karena dijelaskan oleh Didin bahwa semua proses ujian perangkat Desa sudah dilakukan terbuka dan melibatkan peserta yang ada.
“Hal ini membuat bahwa pengisian perangkat desa Pekuwon sangat transparan dan jujur serta dapat dipertanggungjawabkan untuk menangkal koreksi ada rekayasa, maka koreksi disaksikan secara terbuka oleh seluruh peserta sehingga peserta tahu persis yang memiliki lembar jawaban yang dikoreksi dia salah berapa benar berapa,” Tambah Didin.
Dan dari mekanisme tersebut tidak akan ada koreksi yang di rekayasa karena koreksi di ruang terbuka yang dapat dilihat oleh seluruh peserta dan masyarakat yang ada, siapapun bisa melihat sistem mekanisme pengorekasian dan juga pembuatan soal yang sebelumnya juga disaksikan peserta ujian seleksi Perades Pekuwon.
Sementara itu, Kades Pekuwon, Amiarlin, SE menyampaikan dengan sistem ujian pengisian perangkat Desa yang terbuka bagi seluruh masyarakat serta peserta ujian perangkat Desa ini untuk memberi kesan Baik dengan segala kebijaksaan dalam proses pengisian perangkat desa, agar tidak ada persoalan dibelakang hari bagi panitia maupun oeserta.
Selain itu upaya Pemerintah Desa Pekuwon memberikan yang terbaik bagi masyarakat Pekuwon sehingga sistem pengisian perangkat Desa bisa diterima semua pihak, dan dapat menghasilkan perangkat Desa yang berkualitas.
“Dengan mekanisme seleksi perangkat Desa yang terbuka dan soal diundi seperti arisan sehingga seleksi perangkat desa bisa berjalan dengan transparasi dan terbuka, saya juga ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat Pekuwon di masa masa akhir jabatan saya,” Beber Kades Pekuwon.
Adapun pengisian perangkat desa ini, masuk dalam tahapan ujian yang diikuti oleh 21 Peserta untuk mengisi dua lowongan jabatan Kepala Dusun (Kasun) yaitu Kasun Pekuwon dan Kasun Ngelalo. (Adv/Red/Rum)