Reporter : Sasmito
SuaraBojonegoro.com – Jika Anda melewati Gapura Selamat Datang masuk Kota Bojonegoro, sudah menjadi kebiasaan akan ada sambutan diluar dugaan, yaitu sekumpulan waria yang memang sengaja berdiri disekitar gapura gerbang masuk kota ini dengan sapaan khas mereka untuk menjaring tamu atau pelanggan para lelaki hidung belang untuk menjadi mangsa mereka.
Hampir setiap hari mulai sekitar jam 23.00 WIB tengah malam, terdapat beberapa waria yang sengaja mangkal di sekitar gapura Gerbang Pintu masuk kota Bojonegoro, mereka berdandan seksi dan tubuhnya ditaburi bedak biar terlihat putih, tak lupa sepatu dengan hak tinggi dan terkadang memakai rok mini, jika tidak faham bagi pengendara kendaraan yang melintas mungkin mereka dikira wanita cantik, namun sebenarnya mereka adalah waria yang bekerja dengan menjadi pekerja Seks Komersial (PSK)
Para Waria ini datang dari berbagai wilayah, seperti kecamatan Cepu, Kecamatan Kanor, bahkan mereka ada yang pada saat siang hari bekerja di sebuah salon dan ada juga yang memiliki usaha salon, entah apa yang ada dibenak mereka sehingga pada malam hari mereka memilih mangkal dengan dandanan seksi di lokasi ini.
Diah (nama panggilan salah satu waria. Red), (28) warga Kecamatan Kanor yang mengaku menjalani hidup sebagai waria sejak dirinya tinggal di Surabaya beberapa tahun lalu, harus nekad menjajakan diri di Seputaran Gapura Masuk agar dapat menghasilkan uang dengan mendapatkan pelanggan. Dan rata rata Diah mengaku untuk bisa melampiaskan nafsu birahinya sebagai waria dan sekaligus dapat menghasilkan uang.
“Saya paling Unior disini, sebelumnya saya disurabaya, juga bekerja disalon dan juga cari pelanggan yang suka sama waria,” katanya lirih saat berbincang dengan SuaraBojonegoro, Rabu (27/2/19) sekitar pukul 02.20 WIB.
Diah mengaku banyak temannya ditempat tersebut, salah satunya adalah teman akrab dia yang punya usaha salon dan biasa di panggil Indah. Dan dirinya mengaku jika dia berangkat kerja dari perempatan sumberrejo dengan naik Bus kemudian pulang saat subuh dengan mengendarai mobil penumpang Umum (MPU).
Untuk harga sekali Kencan para waria ini memang tidak mematok harga pas namun biasanya setelah kencan mereka baru menerima uang , ” Ya kalau uangnya lumayan kita tidak meminta lagi, tapi kalau kebangetan misalkan dua puluh ribu ya kita tidak mau dan meminta lagi,” Katanya.
Tak hanya di seputaran gapura selamat datang masuk kota Bojonegoro para waria yang senagaja menjajakan Cinta ini mangkal, namun agak masuk kedalam kota juga terdapat tempat yang digunakan sebuah tempat mangkal para perempuan yang ditengarai PSK dan juga waria, yaitu di Jalan Pondok Pinang atau biasa disebut Rel Bengkong, tepatanya masuk wilayah Desa Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro.
Dilokasi Rel Bengkong ini sekitar jam 02.35 WIB, tampak beberapa wanita dengan usia setengah baya ke atas tampak berdiri dipinggir jalan, bahkan usia mereka tampak tua meskipun berdandan seperti wanita muda, dan mereka selalu beraksi ketika ada pengendara kendaraan yang melintas dan sengaja menyapa dan ketika kendaraan berhenti mereka mendekati dan menawarkan diri dengan ucapan, “Cari Cewek Mas”.
Begitu juga waria, juga ada disini dan mengaku berasal dari kecamatan Cepu, sengaja waria ini memalingkan muka ketika lampu kendaraan motor menyala saat melintas dan ketika kendaraan berhenti batu mengapa dan menawarkan diri.
Ketika ditanya tempat kencan, perempuan diduga PSK dan waria ini mengaku jika ada tamu mereka memlngajak kencan dibalik semak belukar pinggiran jalan dengan beralaskan lembaran plastik yang
Sudah mereka siapkan untuk tamu mereka.
Harganya pun bervariasi sekali kencan ada yang Rp. 50.000,- hal itu juga disesuaikan antara kecocokan mereka dengan pelanggan.
Pemandangan ini semestinya terjadi hampir setiap malam pada jam, Jam tengah malam dan bahkan mereka secara terang terangan berani menampakkan diri dan terbuka di lokasi tempat mereka mangkal.
Meskipun pernah di razia oleh Satpol PP maupun aparat kepolisian akan tetapi sepertinya tak menyurutkan aktivitas mereka dengan alasan untuk mencari nafkah guba memenuhi kebutuhan mereka sehari hari.
“Ya buat makan, karena tidak punya suami siapa yang mau beri makan, masak kamu, ” Kata salah satu perempuan tua yang diduga PSK.
Bahkan dalam beberapa kali razia oleh Satpol PP dari perempuan dan Waria yang diduga PSK yang terjaring pernah dilakukan tes HIV/Aids dan ad yang terkena Positive HIV salah satunya adalah waria asal Kabupaten Tuban.
Namun hal tersebut juga tidak membuat yang lain jera karena alasan perut tersebut. (Sas*)