SuaraBojonegoro.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian membudidayakan Bunga Krisan di Desa Klino, Kecamatan Sekar. Pembibitan sudah dilakukan sebanyak 5.000 bibit Bunga Krisan di dalam screenhouse Kamis (03/06/2021).
Desa Klino menjadi desa percontohan budidaya Bunga Krisan karena iklim dan ketinggian yang sesuai. Ketinggian Klino kurang lebih 500 mdpl di kaki Gunung Pandan cocok sebagai tempat tumbuh Bunga Krisan.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro Imam Nurhamid mengatakan, pembibitan bunga krisan sudah berjalan tiga minggu sejak bibit didatangkan langsung dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtang Yogyakarta.
“Pembibitan mulai dilakukan dari tanggal 25 Mei 2021. Sekarang sudah berjalan tiga minggu. Minggu depan ada agenda lagi untuk melihat mana tanaman yang sudah tidak tumbuh. Itu harus diambil,” jelas Imam.
Imam mengatakan, harapan ke depan ada varietas baru untuk Bunga Krisan agar Bojonegoro memiliki varietas khusus khas Bojonegoro. Selain itu, budidaya ini dari arahan Bupati Anna Mu’awanah agar Bojonegoro melalui Desa Klino, Kecamatan Sekar, bisa menjadi tempat budidaya Bunga Krisan.
Lokasi pengembangan di Desa Klino sesuai dengan perencanaan kawasan, di mana kelak akan dibangun exit tol sudetan jalur tol Solo – Surabaya melalui tol Ngawi, Caruban Nganjuk.
Luas area pembibitan sebesar 8 x 4 meter dengan menggandeng ibu-ibu Kelompok Tani Wanita Mekar Sari, Desa Klino. Pembibitan dilakukan di tanah khas desa (TKD). Jenis varietasnya antara lain, Sasikirana, Puspita Nusantara, Socakawani, Trissa Abrihorti, Kineta, Green Song, dan Shieena.
Bunga dengan nama ilmiah Chrysanthemum ini, selain dibuat tanaman hias pekarangan juga bisa diolah menjadi minuman teh krisan. Krisan pada awalnya bunga liar, karena keindahan dan manfaat kini memiliki nilai ekonomis dan mulai dibudidayakan. (Red/Lis)