MENGGAULI KEKERINGAN DI BOJONEGORO

Oleh : Drs. H. Sholikin Jamik

SuaraBojonegoro.com – Didampingi tokoh partai politik, kyai dan ulama, pasangan calon bupati Setyo Wahono dan calon wakil bupati Nurul Azizah, resmi mendaftar diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro. Rabu (28/08/24).

Dari keempat belas partai politik yang mengusung dengan rekomendasi terhadap Paslon Setyo Wahono – Nurul Azizah, PKB merupakan pengusung terakhir di detik detik akhir jelang pendaftaran.

Dari data yang dihimpun pasangan dengan anonim WanNur ini diusung mayoritas partai politik yakni 14 partai diantaranya adalah PPP, PKB, PAN, PKS, NasDem, Golkar, Demokrat, Hanura, PSI, Gelora, Partai Umat, Gerindra, PBB, Partai Buruh,

“Kami didukung 14 partai politik,” kata calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.

Didampingi calon wakil bupati Nurul Azizah, Setyo Wahono menegaskan bahwa pasangan WanNur ini ingin membuat Kabupaten Bojonegoro lebih baik.

“Artinya kita bicara tentang kemakmuran dan kebanggan,” ujarnya.

Pasangan cawabup ini bertekad hadir bersama rakyat Bojonegoro untuk membawa Bojonegoro makmur dan memiliki kebanggaan, dengan program unggulan yang salah satunya menjawab musuh kabupaten Bojonegoro yaitu KEKERINGAN.

Masyalah kekeringan di Bojonegoro 5 tahun yang lalu relatif tidak tersentuh sama pemerintah walaupun APBD ya besar, sehingga setiap musim kemarau daerah yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih di tangani dengan grudukan (baca : grudak gruduk) tanpa menyetuh akar persoalan dalam melakukan mitigasi pencegahan

Baca Juga:  Panggung Gembira 605 MBS Al Amin Bojonegoro Ukir Sejarah Baru

Dalam berbagai kesempatan ketemu pemilih, Wahono – Nurul bertekad dan menjadikan program unggulan mengatasi kekeringan di Kabupaten Bojonegoro.

Dalam berbagai kajian mengatasi kekeringan di Bojonegoro memerlukan pendekatan yang komprehensif dengan memadukan teknologi, manajemen sumber daya air, dan pemberdayaan masyarakat. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. **Pengelolaan Sumber Daya Air**:
– **Pembangunan Embung dan Waduk Kecil**: Memanfaatkan air hujan dengan membangun embung dan waduk di daerah rawan kekeringan.
– **Optimalisasi Irigasi**: Memperbaiki sistem irigasi agar lebih efisien dalam distribusi air.

2. **Teknologi dan Inovasi**:
– **Teknologi Sumur Bor**: Menggali sumur bor dalam untuk mencapai sumber air tanah yang lebih dalam.
– **Pemanfaatan Teknologi Pompa Air Tenaga Surya**: Memanfaatkan energi matahari untuk mengoperasikan pompa air, terutama di daerah terpencil.

3. **Penyuluhan dan Edukasi Masyarakat**:
– **Pendidikan Pengelolaan Air**: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air yang efisien dan hemat.
– **Program Penghijauan**: Mendorong penanaman pohon untuk menjaga ketersediaan air tanah.

Baca Juga:  PANCASILA MERUPAKAN DASAR-DASAR NEGARA INDONESIA

4. **Kerjasama dan Kolaborasi**:
– **Kolaborasi dengan LSM dan Pemerintah Pusat**: Menggalang kerjasama dengan LSM yang fokus pada lingkungan dan sumber daya air serta mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk proyek infrastruktur air.
– **Pemberdayaan Masyarakat Lokal**: Melibatkan masyarakat dalam program pengelolaan air dan penghijauan untuk menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

5. **Pembangunan Infrastruktur**:
– **Perbaikan dan Pembangunan Infrastruktur Air**: Membangun dan memperbaiki jaringan pipa air bersih dan bak penampung air di desa-desa yang terdampak kekeringan.

6. **Diversifikasi Sumber Mata Pencaharian**:
– **Pengembangan Usaha Tani Alternatif**: Mengembangkan pertanian yang lebih tahan kekeringan seperti tanaman yang membutuhkan sedikit air.
– **Program Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan**: Memberikan pelatihan kepada warga untuk keterampilan non-pertanian sebagai alternatif mata pencaharian.

Dengan implementasi langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengurangi dampak kekeringan di Kabupaten Bojonegoro dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana kekeringan di masa depan. Salam Bojonegoro ADEM. (**)