Soal Ambruknya SDN Ngadiluwih, Komisi C Bojonegoro Sebut Sebagai Ironi Dunia Pendidikan Bojonegoro

Reporter : Putut Sugiarto

SuaraBojonegoro.com – Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Supriyanto menanggapi soal ambruknya SDN Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Kamis 04/12/2024.

Menurutnya, ini merupakan ironi bagi dunia pendidikan di Kabupaten Bojonegoro, mengingat APBD kita sangat tinggi.

Tetapi ada yang dilupakan, bahwa ada yang lebih penting yang harus kita perhatikan yaitu pendidikan.

Mas Pri, panggilan akrabnya juga mengatakan, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tinggi, mandatory spending (belanja atau pengeluaran negara yang sudah diatur oleh undang-undang).
Untuk fungsi pendidikan minimal sebesar 20 persen nilainya mencapai Rp1,4 triliun.

Komisi di DPRD yang salah satunya membidangi dunia pendidikan ini sering menyampaikan kritik keras terkait pendidikan.
Dimulai dari tidak adanya data base yang jelas terkait sarana prasarana (sarpras) di Dinas Pendidikan Bojonegoro.

Baca Juga:  Salah Kelola APBD? APBD Tinggi, Kemiskinan dan Pengangguran di Bojonegoro Juga Masih Tinggi

“Setelah kita punya data base persoalan baru muncul, yakni butuh anggaran Rp 900 miliar untuk membenahi persoalan sarpras (sarana dan prasarana).

Lebih lanjut, persoalan yang lain dibalik anggaran yang besar tersebut, ternyata Dinas Pendidikan tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang khusus menangani persoalan sarpras.

“Dinas Pendidikan Bojonegoro diberi beban untuk menangani permasalahan sarpras yang sedemikian parah itu tidak mampu, sehingga minta satu bidang khusus sarpras, “imbuhnya

Persoalan sekolah rusak yang tidak pernah tuntas dikatakan oleh politisi Partai Golkar ini, sebagai ironi bagi dunia pendidikan di Bojonegoro, sebab berbanding terbalik dengan APBD Bojonegoro yang tinggi.

“Semoga segera ada langkah perbaikan untuk bangunan SD yang ambruk tersebut, “pungkasnya. (Red/Lis)