Dinkes Bojonegoro Gelar Sosialisasi Terpadu di Unigoro

SuaraBojonegoro.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro menggelar sosialisasi terpadu di Hall Suyitno Bojonegoro, pada Selasa (28/11/23). Sosialisasi yang membahas tentang deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), penyalahgunaan napza, dan pencegahan HIV AIDS diikuti oleh 300 mahasiswa Universitas Bojonegoro (Unigoro).

Rektor Unigoro, Dr. Tri Astuti Handayani, SH., MM., M.Hum., mengatakan, sosialisasi kesehatan di kalangan mahasiswa penting dilakukan. Semata-mata tidak hanya untuk menjaga kesehatan. Melainkan sebagai bentuk antisipasi dari berbagai hal-hal yang tidak diinginkan. “Apalagi kalau kita bicara tentang narkotika, itu tidak akan ada habisnya. Karena narkotika termasuk kejahatan luar biasa. Pemakai dan pengedarnya bisa dikenai hukum pidana narkotika. Nah materi-materi dalam sosialisasi seperti ini penting untuk diketahui kita semua,” ucapnya dalam sambutan.

Baca Juga:  Komisi C DPRD Bojonegoro Kecam Dugaan Potongan KPOB Oleh Oknum Guru SMAN Sumberrejo

Dalam sosialisasi tersebut, ada empat materi berbeda yang disampaikan. Yakni Pencegahan HIV AIDS oleh Suharto, SH., M.Si selaku sekretaris Komisi AIDS Bojonegoro, Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) oleh Indah Sulistyorini, A.Md.Kep. dari Puskesmas Bojonegoro, Mengenal Seputar Kesehatan Jiwa (Keswa) oleh Dian Kinanti Esti P., A.Md.Kep. dari Puskesmas Bojonegoro, serta Bahaya Penyalahgunaan Napza oleh Rias Reno Andini, S.Farm., Apt. dari Puskesmas Bojonegoro.

Dalam materi seputar Pencegahan HIV AIDS, Suharto mengungkapkan, angka kasus AIDS di Kabupaten Bojonegoro sangat tinggi. Per 2023, tercatat ada 331 kasus. 283 kasus di antaranya menyerang penderita usia produktif. “Virus HIV dapat menyebabkan melemahnya kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Obat ARV yang digunakan oleh penderita selama ini sifatnya untuk terapi saja,” bebernya.

Baca Juga:  Warga Dukung WiFi Gratis di Puskesmas

Para mahasiswa tampak antusias mengikuti sosialisasi yang berlangsung selama dua jam itu. Mereka memanfaatkan forum tersebut untuk berdiskusi dengan praktisi di bidang kesehatan. (din/Red)