Dugaan Perundungan Anak Terjadi di SMP Negeri Gondang, Korban Luka dan Trauma Hingga Tak Berani masuk Sekolah

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Kejadian peristiwa dugaan Perundungan terhadap anak terjadi di sebuah lokasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Gondang, peristiwa tersebut diketahui setelah adanya Vidio yang sempat menyebar di wilayah Kecamatan Gondang, terdapat dalam vidio tersebut seorang anak salah satu korban mengalami pemukulan berkali kali di bagian tubuhnya yang diduga dilakukan oleh temannya dan disaksikan oleh beberapa temannya yang lain dan juga dividiokan.

Kejadian yang berada didalam ruang kelas hingga keluar ruangan kelas ini terjadi pada akhir Agustus 2023 lalu, dan oleh pihak keluarga korban baru diketahui bulan oktober 2023 ini setelah si salah satu anak diketahui tidak masuk sekolah selama sekitar sebulan.

Disampaikan oleh salah satu keluarga Korban kepada awak media ini bahwa keluarga dan orang tua salah satu korban anak yang diduga mengalami perundingan ini setelah adanya rekaman vidio, sehingga pihak keluarga langsung melakukan konfirmasi ke anak tersebut atas kejadian dalam vidio.

Dikatakan oleh Paman Korban, Dedi, bahwa setelah mengetahui peristiwa dari vidio tersebut, keluarga langsung menanyakan peristiwa tersebut dan didapat keterangan bahwa korban mengaku di suruh berkelahi dengan temannya oleh kakak kelasnya, pada saat kegiatan ekstrakurikuler Futsal di SMPN Gondang.

“Keponakan saya ini selama satu bulan diketahui tidak masuk sekolah sekitar satu bulan setelah orang tuanya ditelpon pihak sekolah, dan kemudian orang tuanya bertanya pada anaknya kenapa tidak masuk sekolah, dan dijawab bahwa dirinya mengalami dugaan Perundungan di sekolah,” Terang paman Korban, Jum’at (13/10/2023).

Diterangkan juga bahwa korban ini juga mengalami lebam pada beberapa bagian tubuhnya, dan sempat mendapatkan pertanyaan dari ibunya, namun si anak tersebut tidak mengakuinya dan mengatakan kepada si ibu bahwa dia habis jatuh terbentur pintu. Namun karena lukannya dibeberapa bagian tubuh ibunya sempat curiga jika lebam tersebut bukan karena jatuh atau terbentur pintu.

“Yang kami sayangkan pihak sekolah justru melarang memberitahukan kejadian tersebut kepada orang tuanya, dan hanya meminta untuk menghapus vidio tersebut, dan seharusnya memanggil para orang tua untuk melakukan tindak lanjut, karena ada korban dalam kejadian ini,” Tambah Paman Korban.

Bahkan yang lebih disayangkan lagi, saat anak anak yang terlibat dalam vidio tersebut pihak sekolah melalui guru BP mengatakan bahwa mengatakan masalah dianggap selesai dan kejadian tersebut bercanda, dan anak anak juga diberitahukan bahwa jangan sampai orang tua mereka tahu jika mereka berkelahi disekolah serta menyuruh menghapus vidio tersebut.

Orang tua korban juga dipanggil pihak sekolah dan ditanya terkait tidak masuknya sekolah si anaknya,  dan orang tua kaget karena setiap hari anaknya berangkat sekolah, namun pihak sekolah juga tidak menyampaikan bahwa ada kejadian dugaan perkelahian yang ada dalam vidio tersebut. Dan vidio diketahui oleh kakaknya korban.

“Harusnya pihak sekolah setelah tahu kejadian tersebut melalui vidio melakukan pemanggilan kepada orang tua anak anak yang terlibat, kog malah memberitahukan kepada anak agar tidak memberitahukan kepada orang tua mereka,” lanjutnya.

Bahkan si korban ini tidak menurut keluarganya sudah tidak berani masuk sekolah di SMP Negeri Gondang dan pindah sekolah lain, karena ketakutan di anak tersebut setiap masuk sekolah takut disuruh berkelahi oleh kakak kelasnya. Dan pihak sekolah juga tidak pernah menanyakan kepindahan sekolah si korban dan sampai saat ini tidak mendapatkan surat pindah sekolah dari SMP Negeri Gondang.

Dijelaskan juga bahwa selain luka lebam pada tubuh sianak tersebut, juga telinga korban mengalami keluar cairan dan terganggu pendengarannya.

Atas kejadian tersebut, pihak PPPA Pemkab Bojonegoro diketahui turun lokasi kejadian dan mengumpulkan data dari kejadian tersebut serta memintai keterangan dari keluarga korban. Dan pihak keluarga juga menyampaikan apa adanya yang disampaikan anak yang menjadi korban tersebut.

Melihat Vidio yang miris tersebut, pihak keluarga dan orang tua korban merasa tidak terima dan akan melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.

Dikonfirmasi oleh awak media ini, Kepala SMP Negeri Gondang Mokh Imam Dardiri menanggapi adanya dugaan perundungan tersebut menyebutkan bahwa dirinya tidak tahu, serta menyampaikan bahwa anak anak tersebut bermain sandiwara dan diluar jam pelajaran.

“Yang menyuruh anak anak yang sudah SMA tidak diham pelajaran tapi diluar jam pelajaran sekitar jam 14.30 wib dan itu kejadiannya sudah lama bulan Agustus,” Kata Kasek SMP Negeri Gondang.

Dia juga menyebutkan bahwa anak anak tersebut merupakan main main, meskipun tampak pukulan yang dilakukan secara sungguh sungguh dan tampak dalam vidio tersebut kedua anak tersebut saling pukul.

Ketika ditanya tentang salah satu korban mengalami luka lebam dan telinganya mengeluarkan cairan, kepala sekolah mengatakan tidak ada karena tidak ada laporan dari para orang tua. “Mereka hanya main main, pihak sekolah juga menyampaikan jangan menyebarkan vidio tersebut karena membahayakan,” Tambahnya.

Kasek SMP Negeri Gondang tetap mengatakan bahwa peristiwa tersebut tetap sandiwara, dan menuding ada pihak ketiga yang memainkan. Bahkan kepala sekolah juga mengaku tidak tahu ketika dia anak salah satu korban tersebut tidak masuk sekolah sekitar satu bulan dengan alasan belum mengkonfirmasi pihak wali kelas. (SAS*)