SuaraBojonegoro.com (SIDOARJO) – Menyambut Perayaan HUT RI ke -78, 17 Agustus 2023 beragam aktivitas masyarakat di seluruh daerah di Tanah Air geliatnya mulai terasa..
Minggu Siang (6/8) pukul 14.00 Dwarakerta, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo, Porong, Sidoarjo tampak berbeda dengan hari-hari biasanya, sinar terik matahari mulai menyengat di tubuh para aksi on the spot melukis abstraksi namun tak lama saat alunan musik kontemporer terdengar dengan nuansa gamelan mengiringi aksi mereka.
Lambat laun awan menutupi area Dwarakerta sehingga suasana berganti redup dengan semilir angin menambah gairah mereka untuk perform.. Ketiga perupa Sidoarjo, S. Wandhi, Ali Topan dan Dayak Tato terus melanjutkan aksinya menyelesaikan lukisan abstrak. Terdengar alunan musik terus mengiringi hingga lukisan tampak bentuk abstrak. Tampil pula penari Ujik ikut ambil bagian menari di area lukisan dengan latar gapura Dwarakerta.
Aksi mereka ini diambil gambar oleh kameraman Alan asal Bangkalan Madura dengan sutradara Paul asal Bengkel Teater Rendra Cipayung Depok.
Mereka sengaja membuat film pendek tentang on the spot melukis kolaborasi untuk dijadikan sampel pembuatan film selanjutnya.
“Ini sengaja saya buat film sebagai awal untuk pembuatan film tentang seniman yang berkolaborasi,” tutur Paul.
Bentangan kanvas berukuran 140×320 centimeter, menggunakan cat akrilik telah disiapkan dengan dispaly beberapa lukisan karya S. Wandhi yang berukuran cukup besar menambah suasana artistik. Mereka bertiga melakukan aksinya membuat lukisan abstrak dengan berbagai corak warna-warni.
“Aksi ini kami lakukan semata untuk mengawali gerakan para seniman di wilayah Sidoarjo Selatan dan Barar agar terlihat di mata publik,” ungkap S. Wandhi sebagai penggagas acara ini.
Perupa Ali Topan yang kerap melakukan pameran di beberapa kota di Indonesia mengungkapkan, ia turut andil dalam perform ini mendapat informasi lewat medsos grup seniman Sidoarjo. Ali menyayangkan kepedulian kawan-kawan seniman kurang bisa merespon acara ini.
“Ini sebagai awal yang baik untuk menghidupkan seniman Sidoarjo dalam kegiatan seni rupa. Apa lagi kita merayakan HUT RI mestinya harus direspon baik,” jeletuk Ali yang sekujur tubuh nya berlumuran cat usai melakukan aksi. Kegiatan ini berlanjut hingga malam pukul 21.00.
“Nikmat juga ya makan bersama walau nasi bungkusan yang penting ada kebersamaan,” kata Dedik pegiat seni yang menyukai barang-barang antik. (Red/Lis)