Pemdes Kepohkidul, Bangun TPT Untuk Kenyamanan PKL di Waduk Pedang

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Untuk menata para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di Waduk Pedang, Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, pemerintah desa setempat membangun tembok penahan tanah (TPT). Sabtu (28/01/23).

Kepala Desa Kepohkidul, Samudi, menuturkan jika dalam pembangunan TPT tersebut Pemdes Kepohkidul, menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD) di anggaran tahun 2022 yang di Silpa kan. Dari data yang dihimpun, untuk pembangunan TPT tersebut pemdes Kepohkidul, menganggarkan Rp 300 juta.

“Anggaran yang digelontorkan 300 juta,” katanya.

Dengan merelokasi para PKL ini diharapkan nantinya dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pedagang dan para pengunjung waduk. Selain itu penataan para pedagang ini sekaligus untuk menata ekonomi pasca pandemi.

Baca Juga:  Mobil Siaga Yang Parkir Di Lokasi Wisata Sarangan Milik Desa Wadang Kecamatan Ngasem

Dengan penataan pedagang kaki lima diseputaran waduk pedang ini sekaligus untuk memberikan peluang bagi para pedagang untuk memasarkan produknya.

“Kita tata sedemikian rupa untuk memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi para pedagang maupun pengunjung,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, pria dengan kepala plontos ini juga menampung kritik dan saran baik dari pedagang, pengunjung, maupun dari warga setempat.

“Kritik dan saran memang sangat kami butuhkan. Jadi monggo, pemdes Kepohkidul, sangat terbuka,” tegasnya.

Sementara itu Munaroh, salah satu pedagang yang berjualan di waduk pedang, tidak keberatan dengan relokasi PKL ini. Dengan relokasi ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan omset dagangannya.

Selain itu dengan sewa lapak yang dianggapnya sangat terjangkau sangat membantu dirinya sebagai pedagang. Dengan harga sewa 50 ribu perminggu dianggap tidak memberikan.

Baca Juga:  Bojonegoro Punya 21 Butir Mutiara yang Disebut Geopark

“50 ribu sangat murah bagi kami. Sedangkan di waduk pedang ini juga ramai pengunjung khususnya di hari minggu,” pungkasnya. (Bim/red).