Reporter : Ciprut Laela
SuaraBojonegoro.com – Seorang nenek yang sudah renta tinggal seorang diri dengan kondisi memprihatinkan, di RT 20 RW 02, Kelurahan Ngrowo, Kecamatan Ngrowo, Kabupaten Bojonegoro.
Nenek yang akrab di pangil dengan mbah Ban harus bertahan hidup dari uluran tangan dermawan dan juga para tetangga sekitar.
Kondisi ini diketahui oleh salah satu pegawai Pukesmas, atas kondisinya yang seperti itu bantuanpun disalurkan kepada Mbah Ban. Dengan melihat dan turun kebawah Secara langsungĀ pihaknya mengetahui kondisi sesungguhnya Masyarakat yang mengalami kekurangan.
“Mengetahui Kondisi Mbah Ban ini, setelah kita sering melakukan turun kebawah, dan kemudian kita melakukan kegiatan membantu nenek yang hidup sebatang kara ini, dan juga melakukan kegiatan memantau kesehatan warga kurang mampu,” ungkap Saiful Rahman salah satu Perawat di Puskesmas Banjarejo, Kamis (16/9/2021).
Disampaikan oleh Saiful Rahman bahwa semboyan Tenaga Medis harus saling membantu dan melayani dengan cinta, hal ini harus diterapkan disetiap perawat dan juga tenaga medis dengan haraoan bahwa kegiatan sosial dan juga dengan semboyan ini bisa saling membantu masyarakat yang membutuhkan seperti Mbah Ban.
Mbah Ban ini tinggal sebatangkara, Tampa kerabat atau keluarga. Dia bertahan hidup berbekal kunjungan dari para staf Pukesmas Banjarjo, dan makanan pemberian dari para tetangga. Rumah yang awalnya reot dan hampir roboh, juga direhab oleh para staf dan juga Karyawan Pukesmas Banjarejo dengan saling bahu membahu agar Mbah Ban memiliki tempat yang layak untuk Mbah Ban yang pernah mengalami meninggal Dunia ini.
“Saat itu berawal tahun 2016 Mbah ban meninggal dan itupun diketahui para tetangganya, sungguh ada keajaiban dari sang pecipta Mbah Ban yang di ketahui sudah meninggal ini kembali hidup lagi dan itupun diketahui para tetangga sekita rumahnya,” terang Saiful.
Diceritakan juga bahwa, suatu hari Mbah Ban ini sakit dan para tetangga memangil pihak Pukesmas untuk datang kerumah Mbah Ban ini. Mbah ban memiliki penyakit Bawaan yaitu darah tinggi dan diabet, “sejak itulah saya memantau kondisi Mbah ban langsung dalam 1 Minggu 2 kali, serta dalam pengobatan kesehatan Mbah Ban ini dipantau langsung oleh pak Teguh,” Jelas Saiful.
Pada Tahun 2018 Mbah Ban memiliki cucu satu-satunya, dan sudah meninggal dunia akhirnya Mbah banpun hidup sebatang kara, lalu pada tahun 2021 rumahnya hampir saja roboh, karna musim hujan dan angin kencang. Dan akhirnya di tampung oleh warga untuk tinggal sementara, saat Saiful ke rumah Mbah ban untuk mengecek kondisi kesehatan Mbah Ban, dan mengetahui hal itu akhirnya Saiful mencoba bertanya kepada tukang kayu, untuk pembuatan rumah terkait biayanya.
Selanjutnya, Saiful juga menjelaskan akhirnya dirinya dan teman-teman tempat ia bekerja di Puskesmas Banjarejo saling bahu membahu serta juga dapat bantuan dari Kapolsek kota uang sebesar 1 juta untuk tambah biaya membagun rumah Mbah Ban, “Alhamdulilah Mbah Ban saat ini memiliki tempat yang layak untuk di tempatinya”, tandas Saiful. (Prut/Red)