Guru Cerminan Karakter Pendidikan (Refleksi Hari Pendidikan Nasional)

Oleh: Said Edy Wibowo *)

SuaraBojonegoro.com – Seorang guru adalah sentra utama dalam dunia pendidikan, seorang guru bukan hanya sosok yang memberikan bimbingan atau memfasilitasi terjadinya pembelajaran pada peserta didik. Guru lebih dari seseorang yang menjalankan kewajiban mengajar. Guru bukan hanya semata tentang apa yang dikerjakannya.

Guru itu merepresentasikan diri, bukan cuma mengajar. Oleh karena itu, menjadi guru harus didorong oleh panggilan jiwa, sebab mengajar harus melibatkan diri jiwa dan raga secara total. Kompetensi yang mumpuni, keikhlasan melayani, dan karakter terpuji melekat dalam profesi ini. Memang, guru bukan manusia sempurna. Namun, guru adalah panutan. Menjadi panutan tidak harus sempurna dahulu. Yang sangat penting adalah mempunyai motivasi internal yang lurus menjadi guru untuk menjalankan amanat pendidikan.

Tentu saja guru harus mempunyai motivasi untuk berprestasi, yang akan membuatnya terus bergerak menuju perbaikan. Motivasi berprestasi merupakan usaha memuaskan diri dengan selalu bekerja, berkarya lebih baik dari waktu ke waktu, bukan memburu prestise.

Guru adalah motivator, pembangun, dan pembaharuan. Menjadi guru berarti siap menjadi agen perubahan. Mengubah yang malas menjadi rajin, yang kurang pengetahuan menjadi berpengetahuan, yang tidak bisa menjadi terampil, dan semua perubahan positif lainnya. Ini berarti soerang guru harus menunjukkan totalitas profesional dalam pengabdian. Sebagai panutan dan agen perubahan, guru dituntut menunjukkan sikap-sikap positif. Tentu saja seorang guru harus percaya diri, setidaknya percaya diri ketika berada di tengah-tengah muridnya dan berada dilingkungan sekolah/madrasah atau masyarakat.

Baca Juga:  Ikhtiar Daerah Berkelit Dari Kutukan Sumber Daya Alam

Ada empat komponen rasa percaya diri. Pertama, bagaimana seorang guru memotret dirinya sendiri secara keseluruhan. Kedua, seberapa positif seorang guru memandang dirinya. Sejauh dia merasa bernilai atau berharga. Ketiga, keyakinan seorang guru atas kapasitas dirinya untuk sukses. Yang keempat adalah keyakinan seorang guru bahwa dirinya layak untuk sukses. Selain rasa percaya diri, guru juga dituntut memiliki integritas yang tinggi. Integritas adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi guru. Menjalankan kewajiban dengan sungguh-sungguh, menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal adalah salah satu ciri guru yang berintegritas.

Karakter guru selanjutnya adalah persisten. Persisten bermakna kualitas kepribadian yang memiliki kemauan kuat (determinasi) untuk melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu sampai berhasil. Persisten dapat diartikan sebagai sikap yang gigih. Orang yang persisten tidak bosan untuk terus mencoba, seberapa berat pun tantangan dan halangan yang dihadapi.

Sikap persisten harus dibarengi dengan sedikitnya faktor-faktor berikut untuk menuju kesuksesan yang diinginkan.
Pertama, visi. Tentukan tujuan dulu, baru melangkah. Apa tujuan menjadi guru?

Kedua, perencanaan. Gagal membuat perencanaan berarti membuat rencana untuk gagal. Guru mutlak membuat perencanaan pembelajaran, walaupun tetap harus fleksibel dalam pelaksanaannya.

Baca Juga:  PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEREMPUAN “AISYIYAH” DALAM MUHAMMADIYAH

Ketiga, evaluasi. Temukan kekurangan dari langkah yang sudah diambil. Pikirkan cara untuk memperbaikinya. Ini adalah tahapan untuk selalu berkembang. Hal lain, guru juga harus menampilkan sikap kepemimpinan (leadership) yang baik. Sebagai pemimpin, guru berperan sebagai motivator dan pengarah. Guru adalah pemberi semangat dan inspirasi. Tentu saja perlu keterampilan untuk membangkitkan antusiasme, menguatkan daya juang, dan menggerakkan motivasi berprestasi peserta didik

Selain itu, guru perlu tampil energik. Energik bukan berarti mengobral gerakan. Tampil energik itu artinya mampu mengarahkan dengan bahasa tubuh yang mengundang perhatian, dengan tetap menjaga wibawa dan integritas. Energik juga berarti mampu mengeksplorasi gerakan tubuh yang membantu murid memahami apa yang disampaikan. Energik berarti menampilkan sebagai diri yang penuh semangat dan antusias. Semua yang ada dalam diri guru sejatinya adalah yang menunjukkan apakah guru layak jadi guru atau tidak. Menjadi guru bukan hanya mengerjakan tugas, tetapi bagaimana menjadikan diri layak diteladani.

Dengan konsisten dan keteguhan guru maka guru bisa menjadi agen penggerak pendidikan, penggerak perubahan menuju Merdeka belajar. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Teruslah bergerak dimanapun berada untuk memberi manfaat pada sesama.

*) Penulis Adalah: Guru MAN 5 Bojonegoro | Certified Google Educator | Humas Kwarcab Bojonegoro