Memuliakan Bulan Mulia, Jambonesia Gelar Tadarus Sastra

 

SuaraBojonegoro.com – Jambonesia Art Space, terus bergeliat menggairahkan iklim berkesenian di Bojonegoro. Di sela sela pameran lukisan perEMPUan, yang masih berlangsung hingga tanggal 30 April mendatang, giliran para pegiat sastra menggelar Tadarus Sastra yang diselenggarakan pada Sabtu (24/4/2021).

Koordinator acara, Agus Sighro menjelaskan, acara Tadarus Sastra didedikasikan untuk memuliakan bulan suci Ramadhan melalui kegiatan seni.
“Ya acara ini memang dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan. Bentuknya berupa pembacaan puisi yang bernuansa religi. Intinya kami ingin memuliakan bulan yang mulia,” terang Agus.

Agus menambahkan, sebenarnya acara ini semula hanya diperuntukkan bagi para pegiat sastra Bojonegoro. Namun setelah agenda kegiatan diunggah di medsos, ternyata para penyair luar kota cukup banyak yang ingin hadir memeriahkan acara ini.

Baca Juga:  Para Penyair Ikuti Gelar Puisi Menolak Korupsi di Bojonegoro

Tercatat penyair luar kira yang sudah menyatakan hadir adalah Ki Sri Suryo dari Bangkalan, Alief Zambillah dari Rembang, Agus Rego Subagyo dari Sanggar Ilalang Nganjuk, Penyair Sang Bayang dari Ngawi. Selain itu juga akan tampil kelompok musik Unen unen dari Rengel Tuban.

Adapun penyair Bojonegoro sendiri yang akan tampil diantaranya, Arieyoko, Wahyu Subakdiono, Nono Warnono, Gampang Prawoto, Siswo Nurwahyudi, Fauzi Zamzam, Asrie Dede, Burhanuddin Joe, Hery Abdi Gusti, Agus Sighro Budiono dan perwakilan UKM Seni di perguruan tinggi yang ada di Bojonegoro.

“Jika waktunya mencukupi, acara inibsjsnbfilanjut dengan diskusi dengan Thema “Mengulik Peta Sastra Bojonegoro,” namun jika waktunya tidak cukup akan kami selenggarakan pada acara Tadarus Sastra yang kedua pada tanggal 8 Mei 2021, yang agenda utamanya adalah bedah buku “Mabur Saka Swarga” karya Gampang Prawoto,” terang lelaki yang akrab disapa Sighro ini.

Baca Juga:  BLENCONG PEPADHANG SALEBETING WAYANG TANPA DHALANG

Dia berharap selain, menambah nuansa religi melalui kegiatan seni, acara ini juga mampu memantik kreativitas generasi muda Bojonegoro. “Kita tunjukkan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana tidak akan mempengaruhi semangat kita untuk terus berkarya,” pungkas Sighro. (Red/Lis)