Reporter : Redaksi
SuaraBojonegoro.com –
Jembatan Terusan Bojonegoro- Blora (TBB) diresmikan, oleh Menteri Sekretari Negara (Mensesneg), Pratikno dengan membunyikan sirine, Minggu (3/1/2120). Jembatan itu menghubungkan Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Saat peresmian itu dihadiri 3 Menteri sekaligus. Yaitu, selain Mensesneg, Pratikno, juga ada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) Mochamad Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Mensesneg Pratikno yang merupakan putra kelahiran Bojonegoro mengapresiasi atas adanya jembatan itu.
Pratikno menceritakan, saat masa kecil dirinya banyak dihabiskan waktu di kampung halaman, tepatnya di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kebupaten Bojonegoro. Mantan Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini menembus pendidikan SD hingga SMA di Bojonegoro. Tapi, karena rumahnya dekat dengan Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, untuk belanja maupun berobat lebih banyak di daerah tersebut.
Ia menuturkan pada waktu itu hingga sekarang, masyarakat tidak merasa ada batas wilayah untuk mendapatkan pelayanan. Dengan adanya konektivitas yang diwujudkan melalui jembatan ini (Bojonegoro- Blora), kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh,” sanjung Pak Pratikno atas upaya pembangunan yang dilakukan Pemkab Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah menyampaikan, proses pembangunan jembatan ini dimulai pada 1 Juli 2020 yang ditandai dengan groundbreaking di lokasi dan tuntas diselesaikan pada akhir tahun 2020 atau sekitar 6 bulan. “Alhamdulillah akhirnya pada hari ini jembatan dengan nama Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora (TBB) bisa diresmikan,” ucap Bupati Anna.
Menteri PUPR, Mochamad Basuki Hadimuljono menambahkan, di tahun 2021 ini pemerintah mempunyai program yang diprakarsai oleh Mensesneg, yaitu membangun jalan baru Napis-Watujago di Daerah Bojonegoro, sepanjang 14 kilometer (km), dengan lebar 7 meter dan peningkatan jalan Ngambon-Pasar Dawe. “Serta nantinya ada tembusan Karangjati dan Pasar Taji ke jalan Nasional. Sehingga tak ada lagi masyarakat terisolir dan meningkatkan ekonomi,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi inisiatif 2 kabupaten di 2 provinsi atas upayanya untuk melaksanakan konektivitas dan gotong royong membangun daerah berbasis kawasan. “Bukan Bupati yang mendukung Presiden. Tapi presiden lah yang mendukung program Bupati untuk terus membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Diketahui, selain tiga menteri hadir pula Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, Bupati Blora Djoko Nugroho. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sebenarnya juga di undang, namun berhalangan hadir karena terpapar Covid-19. (SAS/Red)