Hasil Panen Tanaman Padi Meningkat Setelah Menggunakan Pupuk Rojo Koyo Manunggal

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonrgoro.com – Panen Raya Tanaman Padi di Desa Mojorejo, Kecamatan Ngraho dengan luas Lahan milik Petani sekitar 5 Ribu meter, menghasilkan tanaman padi yang luar biasa dan mengalami peningkatan dibanding panen tanaman padi sebelumnya yang menggunakan pupuk biasanya yang digunakan oleh Petani. Minggu (04/10/2020).

Dari luas lahan 5 ribu meter ini, dilahan milik petani akhirnya mampu panen tanan padi dengan jumlah 4.5 ton setelah menggunakan pupuk Rojo Koyo Manunggal, dan sebelumnya menghasilkan panen tanaman padi sejumlah 4 Ton, sehingga peningkatan ini dapat menguntungkan petani yang sudah menggunakan pupuk Rojo Koyo Manunggal ini.

“Alhamdulillah mas ada peningkatan hasil panen setelah menggunakan pupuk Rojo Koyo Manunggal, harga lebih murah dan biaya perawatan dengan menggunakan pupuk lebih irit,” Kata salah satu Petani, Khoirul.

Khoirul juga mengungkapkan bahwa, hasil panen bulir padi lebih bagus, dan biaya pemupukan sangat ringan karena pupuk Rojo Koyo Manunggal ini hanya seharga Rp120 per zaknya, dan untuk mendapatkan tidak perlu kesulitan, karena non Subsidi.

Selain hasil panen yang bagus dan memuaskan bagi petani, jerami tanaman padi juga masih hijau begitu juga daunnya, sehingga bisa digunakan untuk konsumsi ternak petani. “Untuk seterusnya kami tidak ragu untuk menggunakan pupuk Rojo Koyo Manunggal ini karena sudah tahu hasilnya,” Jelas Khoirul.

Baca Juga:  Petani Berharap Ada Industri Pengolahan Hasil Panen

Meski tergolong baru, sebuah pupuk untuk Tanaman pertanian yang di produksi di Kabupaten Gresik ini mulai merambah di para petani di Bojonegoro, terbukti dari hasil panem raya di Desa Mojorejo terdapat peningkatan, dan hal dengan menggunakan pupuk non subsidi ini karena selain harga ringan alasan petani pupuk ini dapat membenahi tanah pasca produksi tanaman atau pasca panen.

Rojo Koyo Manunggal, sebuah industri produksi alam dolomit dan Phospate Granule yang diproduksi di Gresik Jawa Timur ini, manfaatnya sudah mulai dirasakan terkait soal tanah yang harusbditingkatkan kesuburannya saat pasca panen dan agar bisa ditanami kembali dengan kualitas keseburan lahan pasca menggunakan pupuk tersebut.

Disampaikan oleh Produsen Pupuk Rojo Koyo Manunggal, Fredi Andri Yamin bahwa Pupuk yang sudah dilakukan uji coba selama 10 tahun ini untuk pertanian dan perkebunan yang sudah terbukti mutu dan kualitasnya dan juga produsennya berpengalaman di bidang pertanian.

Disampaikan juga bahwa Pupuk ini mempunyai fungsi Utama yaitu memperbarui unsur tanah yang masam atau jenuh menggunakan kimiawi dari pupuk  sebelumnya serta meningkatkan tingkat kesuburan tanah menjadi lebih baik, sehingga proses penanaman bibit akan lebih sehat dan tidak mudah terserang penyakit pada akar dan batang tanaman serta meningkatkan kualitas hasil panen dari sebelumnya.

Baca Juga:  Pupuk Rojo Koyo Manunggal Mulai Diminati Masyarakat Petani di Bojonegoro

“Karena biasanya pasca panen, kondisi kualitas kesuburan tanah menurun, sehingga dengan pupuk Rojo Koyo Manunggal ini diproduksi selain untuk menyuburkan lahan juga mengembalikan kesuburan tanah pasca panen,” Papar Fredi Andri Yamin.

Ada dua Produksi Pupuk Rojo Koyo Manunggal yaitu merek ESP 3.6 yang memiliki kelebihan sangat cocok untuk pemupukan awal dan susulan, memulihkan dan memperbaiki kesuburan tanah secara berangsur angsur, mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji serta sangat efektif untuk semua jenis tanaman pangan dan sayuran.

Sedangkan Pupuk Rojo Koyo Manunggal dengan merek NPK 15, memiliki kelebihan sangat cocok untuk pemupukan susulan, memulihkan tingkat kesuburan tanah menjadi normal kembali, merangsang sel pertumbuhan akar, memperlancar metabolisme tanaman, memperkuat ketahanan tanaman, dan meningkatkan mutu dan kualitas hasil panen serta memberikan efek kesuburan tanah dengan jangka yang lebih panjang.

“Sehingga dengan menggunakan pupuk Rojo Koyo Manunggal ini akan bisa memberikan manfaat keuntungan petani dari hasil panen dari sebelumnya, namun penggunaan harus dilakukan dengan dosis yang tepat,” Tambah Fredi Andri Yamin. (SAS*)