Nandur Katresnan, Bersama Saling Cinta

SUARABOJONEGORO.COM – Milad ke 2 selapan Maiyah Bojonegoro digelar di hall gedung PPIK Bojonegoro, Sabtu (03/03/18) malam. Acara tersebut dihadiri berbagai kalangan. Tak memandang latar belakang. Mereka berkumpul dalam satu majelis.

‘Nandur Katresnanan’ merupakan acara tersebut. Dihadiri langsung oleh Lek Ham (Adik Cak Nun). Selain itu, Mbah Din dan Gus Sep, bersama-sama belajar mengarungi bahtera kehidupan.

Mbah Din menyatakan, ‘Nandur Katresnanan’ memiliki banyak arti dan tafsiran. Seperti dewasa ini, selalu di tampilkan di sosial media hampir 78 persen isu kebencian. Begitupun sekarang saat panas-panasnya Pilbup, disitu satu dan lain selalu melempar kebencian.

Dari sini, dapat difahami bahwa benci didasari rasa tidak suka kepada sesuatu selain yang kita cintai. Dan orientasi kecintaan adalah balasan cinta dari yg kita cintai.

Baca Juga:  Bentuk Kemandirian Disabilitas dengan Parenting Education

“Cinta dengan Bojonegoro berarti ingin membangun Bojonegoro berarti mereka yang ingin memimpin Bojonegoro berrarti cinta Bojonegoro,” tuturnya.

Sementara Gus Sep menuturkan, menebar kasih sayang dalam kehidupan, cinta didasari dengan positif tingking. Kasih sayang merupakan sifat Allah. Sebagai hamba diperintahkan untuk saling sayang sesama.

“Kasih sayang akan menumbuhkan khusnudhon. Anda punya pilihan dan saya punya pilihan nantinya akan kembali ke Allah,” ucapnya.

Mendukung salah satu calon pemimpin Bojonegoro dengan santun, itu juga termasuk cara mencintai tanpa membenci. “Menebar kasih sayang kita mulai dari diri kita sendiri,” ujarnya.

Lek Ham menerangkan tentang hoax, bahwa sebutan hoax adalah pembodohan. Hoax adalah pembohongan. Tanamkan ke anak cucu bahwa hoax adalah pembohongan.

Baca Juga:  Rapor Merah, Sejarah Bupati Bojonegoro

“Jangan sekali-kali kita menyebut hoax, karna makna hoax sendiri masih tidak sesuai, orang yang menyebut hoax berarti orang itu sendiri adalah hoax sebab hoax sendiri adalah pembohongan terhadap publik,” jelasnya.

Jika diterapkan dalam isu yang hangat, dalam menyikapi pilkada kali ini. Dituntut lebih selektif terhadap isu dan berita yang didengar. Jika ada berita yang hoax berarti itu bohong.

“Jangan sebut hoax, sebab hoax adalah berita bohong, sebut saja berita bohong kenapa harus disebut hoax,” pungkas adik cak nun ini. (bid/yud)

Reporter : Abid Amrullah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *