Dugaan Pelayanan Puskesmas Purwosari Buruk, Komisi C DPRD Bojonegoro Investigasi Kematian Bayi di Purwosari

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Kematian Bayi yang berusia 5 bulan 10 hari bernama Rahma Sheva Kamila, asal Purwosari yang meninggal diduga karena pelayanan buruk di Puskesmas Purwosari oleh petugas Kesehatan membuat Komisi C DPRD Bojonegoro melakukan investigasi guna mengetahui kebenaran penyebab kematian bayi dan juga terkait pelayanan Puskesmas Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Disampaikan oleh Sekretaris Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto, melalui  media ini bahwa pihaknya sudah menurunkan tim untuk investigasi, dan menunggu hasil investigasi tersebut untuk mengambil langkah kemudian.

“Kita sangat menyayangkan dari hasil cerita di Medsos ungkapan masyarakat terkait pelayanan Kesehatan di Puskesmas Purwosari, sehingga memang harus dilakukan investigasi, dan juga sikap tegas terkait hasil investigasi nanti,” Ungkap Ahmad Supriyanto, Sabtu (29/8/2020).

Dikatakan juga Memang selama ini pelayanan kesehatan di Bojonegoro perlu pembenahan, dan hal ini pernah di sampaikan ke Dinas kesehatan serta Direktur RSUD Sosrordoro Djatikusumi oleh Komisi C DPRD Bojonegoro, “Kita sudah pernah sampaikan saat raker ke Dinkes dan Dirut RSUD yang baru dr. Hernowo, soal pelayanan kesehatan di Bojonegoro,” Tambah Ahmad Supriyanto.

Hal sama juga disampaikan oleh Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Mochlasin Afan menyampaikan peristiwa di Puskesmas Purwosari seharusnya tidak perlu terjadi apabila semua aparatur tenaga kesehatan memahami fungsi pelayanan kesehatan harus dikedepankan.

“Kita akan segera meminta hasil investigasi yang dilakukan Dinas Kesehatan untuk dijadikan bahan koordinasi guna menentukan langkah selanjutnya,” Tutur Afan.

Baca Juga:  Sebanyak 27 Paket Proyek Ditemukan Tak Sesuai Kontrak, Komisi D DPRD Minta Sanksi Tegas

Dari hasil dari investigasi Komisi C ini akan dipadukan dengan hasil dari Dinas Kesehatan. Dari proses croschek itulah nanti dapat diketahui siapa yang memang perlu diberikan punishment. “Dari hasil itulah kita bisa menentukan apa sanksi yang tepat untuk kejadian ini,” tegas Afan.

Sebelumnya ramai menjadi pemberitaan dan juga informasi melalui media sosial bahwanRahma Sheva Kamila meninggal di Rumah Sakit Aisiyah Bojonegoro pada Senin, 24 Agustus 2020. Sebelum meninggal dunia, Sheva dibawa keluarganya ke bidan desa setempat karena menderita panas dan diare, Minggu (23/8/2020).

Korban Oleh bidan desa diberi obat Inamid dan Paracetamol. Setelah pulang ke rumah, kedua obat diminumkan. Namun, kondisi Sheva tidak membaik, justru semakin buruk. Suhu badannya makin tinggi, lemas, dan diarenya bertambah parah-habis diganti popok langsung berak lagi.

Karena kondisi tersebut, keluarga panik. Malam itu juga, pukul 21.00 Wib, Sheva dibawa ke Puskesmas Purwosari agar mendapat pertolong. Seperti infus untuk mengganti cairan yang sudah hilang banyak akibat diare.

Namun sesampainya di Puskesmas Purwosari, Sheva tidak mendapat pelayanan secara maksimal di ruang IGD. Hanya dites suhu tubuhnya. Pihak keluarga saat itu sudah meminta kepada perawat agar Sheva diinfus karena kondisinya sudah lemas.

Namun perawat Puskesmas menyarankan kepada keluarga agar membawa Sheva pulang. Tapi apabila matanya cekung, bibirnya biru, dan diare 7 kali agar dibawa lagi ke puskesmas.

Baca Juga:  Soal Video Yang Diduga Oknum Anggota DPRD Bojonegoro Suka Open BO, BK DPRD Harus Menghadirkan Ahli Telematika

Seperti Tulisan @allayyaBie di twitter yang menyatakan bahwa Mendapat jawaban itu, pihak keluarga langsung membawa Sheva pulang. Sampai di rumah keluarga kemudian meminta salah satu family untuk mengantarkan ke PKU Kalitidu, kemudian mendapat penanganan. Pada Senin (24/8/2020), dokter PKU menyarankan agar dirujuk ke Rumah Sakit di Bojonegoro. Siang sekitar pukul 10.00 Wib, Sheva dirujuk ke RS Aisiyah Bojonegoro.

Saat perjalanan korban sempat kejang-kejang, Sampai di RS Aisiyah Bojonegoro, Sheva langsungsung dibawa ke IGD. Namun kondisinya sudah kritis. Beberapa dokter sudah berupaya memberikan pertolongan kepada Sheva. Namun pada pukul 12.00 WIB nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan, dan Bagian Humas dan Protokoler dan Pemerintah Kecamatan Purwosari langsung melakukan kroscek di Puskesmas Purwosari dan mendatangi keluarga Rahma Sheva Kamila untuk menyampaikan permohonan maaf, Jumat (28/8/2020), dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ani Pudjiningrum, berjani segera melakukan evaluasi terhadap sistem pelayanan di Puskesmas Purwosari menyusul adanya aduan warga setempat.

“Peristiwa ini akan dijadikan evaluasi bersama agar ke depan pelayanan di fasilitas kesehatan lebih ditingkatkan integritas dan dedikasinya dalam melayani masyarakat,” Tutur Kadinkes Bojonrgoro.(SAS)

*) Foto Postingan Di Group Facebook