Mencari Sosok Ideal Pengganti Kang Yoto, Bojonegoro Dalam Tekanan Bagian 2 dari 100 Tulisan

Oleh: Ipoel Simatoepang 
(Penikmat Masalah Sosial dan Politik)


Sosok Pendidik Sebagai Penerus Bupati Bojonegoro

Mensejahterakan masyarakat dan menjadi pelayanan terbaik dalam segala bidang kehidupan yang diperlukan masyarakat baik di dunia maupun memberikan jalan beribadah menuju akhirat

Mensejahterakan merupakan kata yang bisa menjadi pemicu setiap pemimpin dalam melaksanakan agenda kepemimpinan. Suatu kata yang dengan mudah oleh siapapun untuk mencerna menjadi kebutuhan dasar setiap manusia dalam kesehariannya.

Mencari sosok ideal pengganti Kang Yoto sebagai Bupati Kabupaten Bojonegoro sebagai penerus keberhasilan pembangunan membutuhkan sosok yang kuat dalam mencerna visi, misi dan tujuan dari Pemkab Bojonegoro agar terus bisa maju dan terus bergerak maju mencapai cita-cita yang di inginkan.

Setiap sosok individu memiliki keunikan tersendiri dan tidak ada satupun yang identik antara satu dengan yang lain dalam membangun kepemimpinan. Dari keunikan inilah setiap sosok bisa menjadi kekuatan untuk dapat memberikan jalan terbaik pada kepemimpjnan itu.

Walaupun tidak ada keunikan yang sama tetapi melihat background seseorang bisa menunjukkan semangat dalam melaksanakan tugas keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam Mensejahterakan ini.

Jika satu daerah itu di dalam keberhasilan kepemimpinan sudah pada capaian yang mapan, maka untuk melanjutkan kepemimpinan selanjutnya dibutuhkan pemimpin yang visioner dan Mendidik. Kunci sukses dari keberhasilan itu bisa dimulai dari latar belakang Calon pemimpin tersebut.

Kompleksitas kepemimpinan yang sudah bukan menjadi hal penting yang harus diselesaikan oleh Bupati penerusnya karena sudah diselesaikan akan menjadi jembatan penghujung yang kuat untuk bupati penerusnya dalam membangun Kabupaten Bojonegoro yang semakin Matoh.

Ketika friksi di pemerintahan sudah bisa bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pada setia organisasi pemerintahan daerah, maka itu bisa menjadi kekuatan dalam membangun sinergitas dalam mencapai tujuan yang lebih mudah dan mulia.

Kuswiyanto yang memiliki kualitas dan kapasitas yang baik merupakan sosok yang tepat dalam meninggikan komitmen Kabupaten Bojonegoro agar semakin mengembangkan segala macam potensi yang sudah dimiliki oleh Kabupaten Bojonegoro baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA)

Dengan background yang cukup lama mengurusi pendidikan sebagai *guru* menjadikan sosok ini layak untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan di Kabipaten Bojonegoro ini.

Kesamaan antara Kang Yoto dan Kang Kuswiyanto yang memiliki latar belakang pendidik atau guru sebagai kekuatan untuk menjalankan tata kelola persis ketika sang guru memberikan pendidikan yang ideal kepada murid-muridnya yang memiliki latar belakang berbagai macam karakter dan latar belakang.

Mengutip ap yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara di dalam model kepemimpinan asli bangsa Indonesia merupakan model kepemimpinan yang sudah pasti dilakukan oleh para guru di dalam proses kepemimpinannya seperti di bawah ini sebagai konsep Ajaran Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara.

Ing Ngarso Sung Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang – orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan.

Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan.

Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang – orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat.

Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang – orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat . Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

Kuswiyanto dengan latar belakang pendidik adalah figur yang dibutuhkan oleh Kabupaten Bojonegoro sudah memiliki konsep dasar kuat yang diletakkan dan dibangun oleh Kang Yoto sehingga dibutuhkan kaitan pola pikir yang cepat dan tepat dalam membangun Kabupaten Bojonegoro yang semakin mensejahterkan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur sert makin MATOH.

Wassalam

BERSAMBUNG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *