PENGHARGAAN UNTUK KARTINI DITENGAH PANDEMI

Oleh : Said Edy Wibowo*)

SuaraBojonegoro.com – Hari Kartini, tonggak lahirnya emansipasi perempuan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 21 April 2020. Pada tanggal tersebut pula lahirlah Raden Ajeng Kartini di Jepara, Jawa Tengah. Sosok yang sangat berperan dalam perjuangan emansipasi perempuan dengan memberikan pendidikan dan penyetaraan untuk perempuan. Untuk menghormati jasa beliau, oleh karena itu tanggal 21 dikenal dengan Hari Kartini.
Apa yang bisa dimaknai dari Hari Kartini pada tahun ini, di tengah situasi pandemi virus Corona yang semakin merajalela?

Ada perbedaan mendasar antara Kartini dulu dan Kartini masa kini. Kartini dalam masa lampau, merupakan perempuan berkeluarga, yang harus bekerja keras mengurus rumah tangga, anak dan suami, sehingga sedikit sekali mempunyai ruang untuk diri sendiri.

Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, maka kondisi Kartini masa kini jauh lebih sulit, karena Kartini lampau tidak memiliki peran ganda. Sedangkan Kartini masa kini harus menajalankan peran dalam sektor publik maupun domestik, yang mana harus bisa menyeimbangkan urusan pekerjaan di luar dan tugas sebagai istri ataupun seorang ibu.

Dengan kondisi tersebut, kaum laki-laki seharusnya memiliki pemahaman yang tepat dan dapat menghargai tindakan Si Kartini masa kini. Tak hanya sekadar menghargai, laki-laki sebagai suami juga harus bersedia untuk berbagi beban dengan perempuan atau istri. Kaum laki-laki harus memahami secara khusus, bahwa mereka juga dapat menjalankan peran ganda jika diperlukan untuk melengkapi si Tulang Rusuknya.

Baca Juga:  Membumikan Pendidikan Karakter

Namun, jangan karna ada emansipasi maka perempuan masa kini dapat berbuat semena mena. Kartini masa kini harus tetap mengerjakan tanggung jawabnya. Menyelesaikan tanggung jawab dalam pekerjaannya, baik yang terbiasa dalam kegiatan organisasi sosial harus tetap berorganisasi, yang biasa menulis harus tetap menulis, dan tetap pula mengurus keluarganya.
Memang berat tetapi jika semua dilaksanakan dengan perasaan bahagia karena dukungan lelakinya, maka pelaksanaan tanggung jawab tersebut serasa tanpa beban dan akan terselesaikan dengan baik. Dengan sikap ekual dan penghargaan yg sama antara lelaki dan perempuan dalam keluarga, maka idealisme dalam keluarga akan terjaga dan tercermin dalam kehidupan sosial masyarakatnya.

Mengutip salah satu kalimat dalam surat yang ditulis Raden Ajeng Kartini, bisa menjadi pelecut semangat bagi perempuan-perempuan masa kini yang tengah berjuang melawan pandemi. Dalam salah satu suratnya, Kartini pernah billang: Tubuh boleh terpasung, tapi jiwa dan pikiran harus terbang sebebas-bebasnya. Kata-kata dalam surat itu adalah sebuah kata penyemangat bagi para perempuan yang tertahan di rumah dan tak boleh sekolah kala itu. Saat ini, surat itu harus bisa jadi penyemangat perempuan masa kini. Apalagi saat ini bumi kita sedang dirudung pandemi Covid-19.

Masa pandemi Covid-19 yang sedang terjadi sekarang ini memang tidak hanya merumahkan para perempuan, laki-laki pun mengalami hal yang sama. Semua orang diminta untuk tinggal di dalam rumah dan tidak atau mengurangi aktivitas di luar rumah.  Artinya, hari ini bahkan laki-laki pun merasakan bagaimana dirumahkan, dipingit, dipasung kebebasan mobilitasnya.
Oleh karena itu, kerja sama dan penghargaan bagi perempuan/ibu, serta pemahaman sangat penting untuk dilakukan, oleh laki-laki terhadap perempuan yang memikul peran ganda sebagai ibu, istri, guru, aktivis dan orang yang bekerja.

Baca Juga:  PILKADA, PEMILIH PEMULA DAN PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Dari fenomena tersebut, diharapkan kepada lelaki, suami dan ayah dapat benar benar turut merasakan bagaimana perjuangan seorang Kartini masa kini sebagai perempuan yang tak melulu berhenti ketika sudah tiba dirumah. Kartini masa kini pun menjelma menjadi tiang rumah tangga dan mentari keluarganya yang selalu memberi kehangatan kasih dan sayang. Menjelma menjadi perawat saat anak atau suami sedang sakit dan selalu memperhatikan gizi mereka, selalu mendampingi baik secara psikis maupun moril dengan segenap kemampuan dan kesanggupan.

Selamat Hari Kartini, semoga sehat selalu menyertai. Tetap beraktivitas ditengah badai Corona, karena tugas mulia selalu menanti.
Semoga Allah SWT selalu memberi perlindungan pada Kartini yang sedang berjuang.
Aamiin

*)Penulis adalah Guru MAN 5 Bojonegoro, Pegiat Pramuka dan Literasi Bojonegoro