Reporter : Bima Rahmat
SuaraBojonegoro.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah menyatakan bahwa cuaca panas di Kabupaten Bojonegoro beberapa hari ini mencapai 42,2 derajat. Selasa (22/10/19).
Tidak hanya di wilayah Kabupaten Bojonegoro, cuaca panas akhir-akhir ini juga dirasakan di wilayah Kabupaten Tuban.
“Kita pernah sampai 44 derajat,” Katanya saat mengisi acara Program Peduli Lingkungan Dan Kelestarian Sungai Bengawan Solo di Balai Desa Semanding, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.
Menurutnya cuaca panas di Kabupaten Bojonegoro, ini dikarenakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Bojonegoro yang dirasa kurang. Dalam hal ini Nurul Azizah, mejelaskan bahwa tanaman yang efektif untuk mengurangi panas adalah pohon trembesi dan Angsana.
“Pohon yang paling dingin ini trembesi. Kalau kita dibawah pohon trembesi atau angsana ini akan lebih dingin,” ujarnya.
Selain itu efek pembangunan juga ikut dirasa menambah panasnya cuaca di Kabupaten Bojonegoro. Yang mana dulu tanah-tanah kosong masih dapat dipergunakan sebagai buangan sementara (Busem)
“Sekarang tanah kosong tidak ada, dibuat perumahan sehingga busemnya juga berkurang,” tambahnya.
Faktor selanjutnya adalah adanya industri migas di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, dengan adanya industri migas juga mengakibatkan cuaca ekstrim di wilayah Bojonegoro saat ini.
“Dengan adanya program CSR atau program pengelolaan lingkungan ini bagus karena sebagai keseimbangan. Ada kegiatan industri migas tapi dilain sisi ada program cinta lingkungan,” tuturnya.
Tidak hanya itu, pada kesempatan ini Nurul Azizah, juga menegaskan bahwa faktor yang lain adalah padatnya kendaraan bermotor yang selalu bertambah, sehingga berdampak pada polusi udara. Selain kendaraan bermotor kebutuhan rumah tangga seperti AC, Kulkas yang juga menyebabkan cuaca panas.
“Yang sangat berpengaruh lagi adalah tumpukan sampah yang menghasilkan gas metan,” pungkasnya. (Bim/red).