Reporter : Arum Sekar
SuaraBojonegoro.com – Kabar beredarnya sebuah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang tersebar dan dikabarkarkan telah terbakar, menyebar luas dengan cepat diberbagai Media Sosial (Medsos) baik Facebook, Maupun Group Group Wathsapp.
Kabar SPBU terbakar yang sengaja disebarkan ini membuat petugas Pemadam Kebakaran sempat ‘kecele’ ketika dilapori warga dan menuju lokasi dan ternyata tidak terjadi apa apa terhadap SPBU yang berada di Dusun Medalem, Desa Prayungan, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro ini.
Menurut Didik Mukrianto, Anggota komisi III DPR RI, bahwa kabar hoax memang sengaja diciptakan agar cepat tersebar, hal ini memang sudah merupakan dugaan unsur kesengajaan agar terjadi kegaduhan di masyarakat.
“Bagaimana tidak pencipta Hoax menyampaikan sebuah kabar bohong dengan dirangkai kalimat sebegitunya agar masyarakat percaya dan turut menyebarkannya,” Kata Didik Mukrianto kepada SuaraBojonegoro.com, Rabu (14/3/19).
Dengan adanya kabar Hoax yang sudah mulai terjadi di Bojonegoro ini, hendaknya masyarakat agar waspada dan menjadi pembaca yang pintar guna mencari kebenaran dari pada adanya kabar yang diterima sebelum menyebarluaskan kepada orang lain.
Pria yang juga ketua Nasional Karang Taruna ini juga menegaskan bahwa Hoaks Diciptakan Orang Pintar, tapi Jahat dan Disebarluaskan Orang Baik, tapi Bodoh, sehingga kabar hoax yang sebenarnya mempunyai potensi bahaya ini agar kita dapat lebih waspada dan cerdas menerimanya apalagi menyebar luas kannya.
“Menjelang Pilpres atau pemilu Berita bohong atau hoaks merupakan sesuatu yang memiliki potensi yang berbahaya,” Ungkap Pria yang kembali mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dari dapil IX Bojonegoro dan Tuban ini.
Didik Mukrianto meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan kabar bohong alias hoaks. Karena ada indikasi merupakan hal yang wajar para kontestan mulai memanaskan mesin-mesin politik, namun jangan sampai menciptakan perpecahan dan saling gontok-gontokan dengan menyebar kabar kabar bohong.
Didik mengimbau kepada publik agar bijak melakukan klarifikasi sebelum meyakini suatu informasi, selain itu media sosial tak termasuk ruang privat, melainkan ruang publik. Maka dari itu, setiap penggunanya diminta untuk tetap berhati-hati memanfaatka media sosial.
“Jangan sampai karena kabar Hoax sehingga dapat terjadi perpecahan antar masyarakat bahkan kelompok masyarakat sehingga kita harus benar benar waspada dengan semua informasi apalagi black Campaign dan Hoax jelas jelas berita informasi yang tidak memiliki data dan bukti pendukung,” Papar Politisi Partai Demokrat ini.
Sementara itu Didik juga menjelaskan tentang black campaign adalah menyebarluaskan sesuatu yang merupakan kelemahan orang tapi tidak didukung oleh data dan fakta. Ini mirip dengan hoaks, dan negative campaign, menurut Didik, adalah menyampaikan atau menyebarluaskan kelemahan orang.
“Masyarakat harus memiliki pemahaman literasi digital. Hal itu dilakukan sehingga memahami apa yang diaksesnya dan konsekuensi yang timbul dari aktivitas yang dilakukan,” Tambah Didik. (Rum/Sas)